Butuh 30 Hari Kelola Aset

Butuh 30 Hari Kelola Aset

TAIS dan Gedung Wanita Diupayakan untuk Segera Difungsikan KEJAKSAN– Bagian Perlengkapan Kota Cirebon merespons langkah pasangan Drs Ano Sutrisno MM dan Drs Nasrudin Azis SH untuk menata dan memanfaatkan kembali aset-aset yang terbengkalai. Taman Ade Irma Suryani (TAIS) dan Gedung Wanita menjadi dua aset besar yang akan dikelola. Kepala Bagian Perlengkapan Sekretariat Daerah (Setda) Drs H Abdullah Syukur MSi mengatakan pihaknya sudah menyiapkan berbagai langkah cepat melakukan lelang pihak ketiga untuk TAIS dan Gedung Wanita. Keduanya sudah dilakukan kajian dan pendalaman. “Insya Allah, sebelum 100 hari program kerja selesai, TAIS dan Gedung Wanita sudah bisa dikelola,” ucapnya, yakin. Saat ini, kedua aset itu tinggal memasuki tahap lelang. Syukur menjelaskan, untuk TAIS, bagian perlengkapan Setda Kota Cirebon bekerja sama dengan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Kota Cirebon. Sebab, dinas tersebut sebagai pengguna aset TAIS. Sementara Gedung Wanita tetap dikelola oleh Bagian Perlengkapan Setda Kota Cirebon. Sebenarnya, sambung dia, sebelum pilwalkot kemarin, kedua aset itu sudah bisa dilelangkan. Namun, karena kesibukan menghadapi pilwalkot, ditunda hingga sekarang. Setidaknya, kata Syukur, dibutuhkan waktu sekitar 30 hari untuk proses lelang aset tersebut. Dikatakan, TAIS akan dimanfaatkan untuk wisata bahari, Gedung Wanita untuk tempat pertemuan. Hal itu berdasarkan kajian dari bagian perlengkapan bersama instansi teknis lainnya. “Lelang tak menggunakan LPSE. Karena ini lelang aset,” terang Syukur, Rabu (17/4). Untuk TAIS, hampir dipastikan akan diserahkan kepada pihak ketiga dengan sistem bangun guna serah. Di mana, mereka dipersilakan membangun dan memanfaatkan hingga 25 tahun ke depan. Setelah itu, aset dan bangunan dikembalikan kepada Pemkot Cirebon sebagai aset pemkot. “Tiap tahun akan dievaluasi. Kalau bagus, dilanjutkan. Kalau tidak bagus, akan dihentikan,” tegasnya. Kepala Sub Bagian Pendayagunaan dan Pengendalian Aset Daerah Bagian Perlengkapan Pemkot Cirebon Lolok Tiviyanto SE meyakini, pengelolaan TAIS yang tepat guna akan menjadi bagian dari rangkaian kebangkitan pariwisata kota Cirebon. Setidaknya, aset pemkot sudah mulai diberdayakan secara maksimal. Sebenarnya, kata dia, pemkot sudah memiliki arahan untuk TAIS. Yakni, menyerahgunakan kepada pihak ketiga. Pertimbangannya, karena terkendala dana dan waktu. Namun, jika wali kota baru menghendaki TAIS menjadi bagian dari taman kota atau RTH, hal itu bisa diupayakan. Bahkan, kata Lolok, jika dana dan waktu mencukupi, TAIS sangat mungkin dikelola sendiri oleh Pemkot Cirebon. Selain diberdayakan untuk menambah pendapatan asli daerah (PAD), TAIS bisa pula dijadikan bagian taman kota atau RTH yang dinikmati masyarakat kota Cirebon dan sekitarnya. Dana pengelolaannya, setidaknya dibutuhkan Rp25 miliar untuk membuat TAIS kembali menemukan masa jayanya seperti di era 1990-an lalu. “Kalau dana siap dan kebijakan walikota baru selaras, pemkot siap mengelola TAIS,” ujarnya kepada Radar. Sementara Kepala Bagian Perekonomian Pemkot Cirebon Agus Mulyadi MM mengatakan, keberadaan dua aset itu akan memengaruhi secara ekonomi, baik makro maupun mikro. Untuk makro, ujarnya, masyarakat akan terserap dari segi tenaga kerja dan penghasilan. Sebab, tempat wisata akan bisa dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berdagang. Sedangkan Asisten Administrasi Umum Setda Cirebon Drs Asep Dedi MSi menambahkan, pemasukan adanya tempat wisata secara ekonomi mikro, salah satunya dapat memberikan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari pajak restoran, pajak parkir, dan PBB. “Dari pemanfaatan aset dapat memasukan PAD. Dari kontrak ada pemasukan sewa aset. Itu secara langsung masuk kas daerah,” ucap mantan Kepala DKPPD Kota Cirebon. Asep Dedi mengharapkan agar stadion madya di lingkungan Kompleks Bima, juga turut dimaksimalkan sebagai aset pemkot yang memberi kontribusi. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: