Hari Ke-2, Pantau UN dan Terima Pedagang Stasiun

Hari Ke-2, Pantau UN dan Terima Pedagang Stasiun

WALI kota dan Wakil Wali kota Cirebon Drs Ano Sutrisno MM dan Drs Nasrudin Azis SH melakukan monitoring pelaksanaan UN hari keempat di empat sekolah, Kamis (18/4). Ano-Azis mengunjungi SMAN 6 Cirebon, SMAN 1 Cirebon, SMAN 2 Cirebon dan SMA Kristen Penabur. Dalam monitoring tersebut, seluruh jajaran muspida hadir dan didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Drs Anwar Sanusi MSi. Dalam monitoring tersebut, Ano juga melihat fasilitas pendidikan yang ada di sekolah tersebut. Bahkan di SMA Kristen Penabur, karena Ano datang saat istirahat menjelang mata pelajaran kedua, wali kota yang baru dilantik 16 April lalu, itu berdialog dengan siswa-siswi, menanyakan kesiapan dan optimisme untuk meraih kelulusan. Diwawancara usai melakukan monitoring, Ano mengatakan, pada dasarnya pelaksanaan UN tidak ada masalah. Dari segi kehadiran, dari empat sekolah yang dikunjungi hanya didapati 1 siswa yang tidak hadir, itu pun karena sakit. “Rata-rata memang lancar, tidak ada masalah. Meski sempat ada kendala, kekurangan soal, tapi itu sudah bisa teratasi dengan baik,”  ujarnya. Dikatakan, belajar dari pelaksanaan UN SMA, ke depan pelaksanaan UN SMP harus lebih baik dan dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Pasalnya, pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan pada tanggal 22 April mendatang. Ditanya target, Ano mengatakan, UN SMA tahun ini harus bisa mempertahankan raihan tahun lalu, yaitu 100 persen. Tidak hanya itu, dari segi nilai yang didapat oleh siswa pun harus lebih baik lagi. “Sekarang harus 100 persen lagi dan harus lebih baik,” tuturnya. Selain memantau UN, Ano-Azis juga menerima pedagang asongan Stasiun Prujakan yang meluruk kantor Balai kota. Turut dihadirkan Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon, Wawan Aryanto. Di hadapan Ano-Azis, salah satu pedagang, Entin (60), mengaku gusar dan gelisah lantaran sudah tidak diizinkan berdagang di Stasiun Prujakan per 20 April. “Mau dagang yang besar, ya modalnya harus besar. Mau jualan di mana lagi kalau bukan ngasong? Kita khawatir kalau sudah tidak diizinkan, nasib kita akan seperti apa,” tutur warga Pancuran ini. Vice President PT KAI Daop 3 Cirebon Wawan Aryanto mengatakan, pihaknya hanya menjalankan undang-undang yang telah diamanatkan. Hal itu juga dipertegas oleh instruksi direksi. Sebagai solusi, kata dia, PT KAI sudah memberikan sejumlah jalur seperti alih profesi. Pasalnya, kata dia, pihaknya, hingga saat ini masih sanggup menerima untuk satpam sebanyak 50 orang. Tidak hanya itu, bekerjasama dengan program CSR, PT KAI akan membuatkan 50 gerobak untuk pedagang yang ada, agar bisa dimanfaatkan sebagai tempat berjualan, namun tidak di dalam stasiun. “Untuk selanjutnya yang tidak bisa ditampung, kami serahkan ke wali kota. Jujur kalau menampung 100 persen kita tidak sanggup. Kita sudah ditagih janji juga oleh direksi pusat,” bebernya. Sementara, Ano meminta agar sterililasi stasiun diundur. Minimalnya, kata dia, hingga sejumlah solusi yang dijanjikan PT KAI itu terpenuhi. Tidak hanya itu, Ano juga meminta agar kebijakan yang diberikan oleh PT KAI seperti perekrutan satpam dan pemberian gerobak juga lebih diprioritaskan untuk warga Kota Cirebon. “Saya paham, karena PT KAI sendiri juga harus menjalankan amanat undang-undang, tapi kalau memang masih ada tenggang waktu, jangan sampai tanggal 20, minimalnya sampai perekrutan dan pemberian gerobak selesai,” bebernya. Ano pun menjelaskan, harus ada data yang lengkap terkait pedagang asongan. Pasalnya, tanda sebagai warga Kota Cirebon harus dibuktikan dengan KTP yang lengkap didukung oleh kartu keluarga. Sedangkan Azis mengatakan, dalam hal ini pemerintah kota tidak akan tinggal diam. Dia pun meminta, pihak pedagang jangan berkeras hati dan saling ngotot. “Karena PT KAI sendiri sudah jelas ada aturannya. Jangan berkeras hati, selesaikan dengan kepala dingin. Saya tidak mau justru nanti malah ada dampak yang negatif pada para pedagang. Sabar, karena kami pemerintah kota juga tidak akan tinggal diam,” bebernya. Bantuan yang diberikan, kata dia, bisa saja berupa bantuan modal atau program lainnya. Yang jelas, kata Azis, selama menunggu proses perekrutan tenaga kerja oleh PT KAI dan realisasi gerobak, pemerintah kota akan memikirkan solusi lebih lanjut. “Yang jelas semuanya bertahap, kami juga akan cari solusi lainnya,” janjinya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: