Imam Abdul Muntaqim, Lulusan Terbaik Sastra Inggris STIBA Invada
MAJALENGKA-Lulus sebagai mahasiswa terbaik Sastra Inggris STIBA Invada pada 2017, menjadikan Imam Abdul Muntaqim SS banyak menerima tawaran pekerjaan. Namun, pekerjaan menggiurkan dengan gaji belasan juta di tolak demi membangun Majalengka. Yakni, dengan menggerakkan Kampoeng Impian untuk memberdayakan masyarakat Kertajati. Kehadiran Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, menjadikan kawasan Kertajati, Majalengka dilirik banyak orang. Namun sayang, banyak dari masyarakat sekitar yang justru bekerja di luar kota ataupun tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk siap menerima wisatawan. Untuk itu, Kampoeng Impian yang digagas oleh anak muda Majalengka fokus untuk memberdayakan masyarakat melalui tiga bidang, keagamaan, bahasa, dan kewirausahaan. Tujuannya, agar masyarakat Majalengka khususnya Kertajati tidak sekedar menjadi penonton, tetapi bisa ikut menikmati geliat ekonomi dari kehadiran BIJB Kertajati. ”Maka kami anak muda, ada 19 orang pengurusnya awalnya komunitas mengajar Bahasa Arab, Bahasa Inggris, dan Tahfiz Al Qur’an,” ujar pria yang juga aktif di komunitas Majalengka English Forum tersebut. Usaha pria kelahiran 19 Februari 1993 tersebut bersama rekan-rekannya membuahkan hasil. Bermula dari komunitas, berkembang jadi Yayasan pada Januari 2018. Kampoeng Impian hadir di Kampoeng Impian di Desa Sukawana Kecamatan Kertajati, Majalengka. Mendapat respons positif dari warga, saat ini terdapat Kampoeng Impian Asrama Saung Tahfiz yang memiliki 35 santri tetap. ”Awalnya, Kang Syarief penggagas di bidang agama. Imam mengisi di Bahasa Inggris, katanya ‘ayolah bikin pendidikan Bahasa Inggris berbasis Al Qur’an’. Jadi, kampung bahasa dan kampung Qur’an. Menggerakkan desa untuk berbahasa asing dan ngaji,” paparnya. Nama Kampoeng Impian diambil dari mimpi-mimpi besar para pengurus yang diwujudkan dalam kampong tersebut. Misalnya, Imam yang memiliki mimpi memberdayakan masyarakat Kertajati agar lebih melek bahasa asing, khususnya Bahasa Inggris. Tidak hanya itu, juga membangun wisata Majalengka dengan usaha tour travel. ”Dari gerakan pemuda itu saling mengenalkan impian masing-masing, jadi setiap kita yang punya impian dituangkan di desa itu. Misalnya impian mau bikin kreasi bidang wirausaha, bisa,” jelasnya. Menurutnya apa yang dilakukan tersebut karena panggilan hati. Ada rasa tanggung jawab terhadap daerah kelahiran. Selain bahasa, Imam juga mengajarkan masyarakat tentang pengelolaan sampah. Tujuannya, agar Majalengka bersih dan lebih siap untuk menerima wisatawan. ”Ngerasa tanggung jawab aja untuk membangun daerah. Ada tawaran gaji belasan juta tidak saya terima. Senang wirausaha juga, ada usaha tour travel,” ungkapnya. Pendekatan yang dilakukan untuk Kampoeng Impian secara bertahap dan butuh kesabaran. Bagi orang tua terdapat gerakan subuh berjamaah. Saat Ramadan ada pasar murah yang mengajak pembeli mengucapkan Bahasa Inggris agar mendapat diskon. ”Gerakannya ke pendidikan, yang suatu saat bisa menjadi atraksi wisata yang menambah ekonomi warga sekitar. Step by step,” tegasnya. (swn/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: