Cirebon Darurat Pohon Tumbang

Cirebon Darurat Pohon Tumbang

Cuaca buruk ditandai dengan hujan deras disertai angin kencang menerjang di Kota Cirebon. Sejak, Sabtu (23/3) sore pohon-pohon besar tumbang di wilayah Kota Cirebon. Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem hujan lebat dan angin kencang di beberapa wilayah Indonesia hingga Sabtu (23/3/2019). Informasi tersebut dikeluarkan BMKG sejak Kamis (21/3/2019) melalui laman resmi bmkg.go.id  pada pukul 21.02 WIB.   Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk mewaspadai cuaca ekstrem. Beberapa wilayah di Jawa Barat berpeluang diguyur hujan dengan intensitas lebat disertai petir dan angin kencang pada sore hari. Hal itu disampaikan Prakirawan cuaca BMKG Kota Bandung, Yuni Yulianti, saat on air di Radio PRFM 107.5 News Channel, Sabtu 12 Januari 2019. \"Cuaca ekstrem ini berpotensi terjadi di wilayah Bandung, Bogor, Depok, Sukabumi, Cianjur, Bekasi, Karawang, Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Cirebon, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sumedang dan Pangandaran,\" ujar Yuni Yulianti. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga memberikan informasi peringatan dini cuaca ekstrem yang akan melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada Kamis (21/3/2019). Wilayah berpotensi hujan lebat disertai angin kecang, kilat/petir melanda Jawa Barat. Pantauan radarcirebon.com di wilayah Kota Cirebon, sejak Sabtu (23/3) sore hujan lebat disertai angin kencang mengakibatkan beberapa pohon tumbang di beberapa wilayah kota Cirebon. \"Pohon tumbang di jalan Kapten Samadikun saat angin besar. Tidak ada korban jiwa,\" ungkap warga, ibu Samsudin. Saat ini, pihak kepolisian dan petugas BNPB sedang memotong pohon untuk membersihkan jalan. Antusias warga berdatangan. Jalur dari arah Pelabuhan menuju Jalan Samadikun ditutup dan dialihkan ke jalan Tentara Pelajar. Indonesia Darurat Ekologis Dalam catatan Walhi, sekitar 159.178.237 hektar lahan telah dikapling perizinan yang setara dengan 30,65% wilayah Indonesia (darat dan laut). Sebagai gambaran, luas daratan Indonesia sekitar 191.944.000 hektar dan luas laut mencapai 327. 381.000 hektar. Sebaran izin tersebut, 59,77% ada di darat dan 13,57% di laut. Penggunaan ruang bisa lebih besar, apabila data perizinan daerah dapat teregistrasi atau dikonsolidasikan dengan baik di tingkat kementerian atau lembaga. Walhi   juga mencatat, ada   302 konflik   lingkungan hidup dan Agraria terjadi sepanjang 2017, serta 163 orang dikriminalisasi. Data ini bersumber dari 13 provinsi, yaitu Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur,   Sulawesi Selatan, dan Papua. Berdasarkan data   Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat 2.175 kejadian bencana di Indonesia. Dari data itu, 99,08% merupakan bencana   ekologis, disebabkan meningkatnya frekuensi angin puting beliung sebagai dampak perubahan iklim. https://youtu.be/MOgFynEMKJA (*)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: