Petani Kewalahan, Pesanan Beras Gurahit Membeludak
MAJALENGKA- Beras gurahit hasil produksi tim yang dipimpin drg Pridiana Oskandar di Blok Gurahit Desa Gandu Kecamatan Dawuan terus diburu para konsumennya. Pada awal Ramadan 1440 Hijriah tim gurahit mempromosikan paket beras untuk zakat fitrah seberat 2,5 kg dengan harga Rp 30 ribu. Seorang anggota tim pemasaran beras gurahit, Jaenal Arifin menyebutkan, setelah memposting paket beras gurahit seberat 2,5 kg untuk zakat fitrah pesanan dari konsumen membeludak hingga kewalahan. Disebutkan Jae Arifin, beras yang biasanya dijual untuk ukuran 2,5 kg seharga Rp13 ribu perkilo karena untuk paket zakat fitrah hanya dijual Rp30 ribu dan pesanan membeludak hingga stok nyaris habis. ”Permintaan konsumen ada dari Bandung yang diirim paket ekspedisi dan ke Gebang Kabupaten Cirebon yang dikirim langsung dengan minimal pesanan 25 kg,” kata pria asal Desa Burujul Kulon, Kecamatan Jatiwangi ini. Disebutkan, setelah sukses mengembangkan padi gurahit, kini timnya sedang menanam varietas unggulan baru yang lebih baik. Dibeberkan Jae padi gurahit merupakan padi IPB-3S yang nasinya aman dikonsumsi untuk penderita diabetes. “Sudah dua kali musim tanam kami melakukan percobaan untuk menanam dan mengembangkan padi IPB-3S yang nasinya pulen dan menyehatkan,” ujar Jae diiyakan Dokter Dodi kepada Radar Majalengka di kawasan persawahan Blok Gurahit. Menurutnya, mengkonsumsi beras yang pulen dan wangi ternyata rentan akan tingginya kadar indeks glikemik sehingga tidak aman bagi penderita penyakit diabetes. Namun beras gurahit aman untuk penderita diabetes dan menyehatkan. Maka dari itu, dirinya bersama tim sengaja mengembangkan beras gurahit yang dibudidayakan dengan metode hayati yang ramah lingkungan di lahan gurahit agriculture Desa Gandu Kecamatan Dawuan. Pada musim tanam laluada dua lokasi penanaman padi gurahit yakni di Blok Gurahit dan Astana Desa Gandu, dengan luas masing- masing 8.100 dan 8.500 m2. “Alhamdulilah dengan masa panen setelah masa tanam selama 95 hari hasilnya mencapai 9,6 kuintal perjuru atau 1 ha menghasilkan 6 ton padi,” bebernya. Saat ini dirinya cukup kewalahan mendapatkan permintaan dari konsumen meskipun pemasarannnya masih melalui online dan medsos dengan harga perkilo Rp 13 ribu. Karena itu, dirinya ingin menggandeng para petani untuk megembangkan padi dengan varitas IPB-3S dengan pemeliharaan dengan metoda hayati tanpa pestisida. Hanya saja para petani masih memilih cara tradisional dan tidak memilih vaitas ini karena anaknya sedikit dan padinya sulit dilepaskan kecuali dengan mesin. Ia menjelaskan beras gurahit diambil dari varietas padi tipe baru hasil inovasi kampus IPB Bogor dengan kadar indeks glikemik aman bagi penderita penyakit diabetes hal itu merdasarkan penelitian PKMP Mahasiswa IPB 2013. \"Beras gurahit ini dihasilkan dari persilangan padi Japonica dan Indica yang memberikan tekstur dan rasa yang istimewa dalam setiap suap nasinya,\" jelasnya seraya menyebut pengembangan padi ini atas bimbingan dari Prof Ika Djantika. (ara)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: