Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa: BMKG Sebut Indonesia Memang Rawan, Masyarakat Tidak Perlu Takut

Viral Potensi Tsunami Selatan Jawa: BMKG Sebut Indonesia Memang Rawan, Masyarakat Tidak Perlu Takut

INFORMASI viral potensi tsunami selatan Jawa banyak salah ditanggapi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menerima laporan bahwa banyak warga Cilacap - salah satu wilayah yang tsunaminya diprediksi bisa mencapai 20 meter jika gempa megathrust bermagnitudo 8,8 terjadi - mengungsi. https://twitter.com/infoBMKG/status/1152568769207603201?s=19 Menanggapi sikap warga tersebut, Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG menyatakan bahwa warga memang mungkin perlu mengungsi suatu saat nanti jika terjadi bencana tetapi itu tidak perlu dilakukan sekarang. Sikap waspada harus dilakukan, tetapi masyarakat tidak terlalu takut dan khawatir berlebihan, karena malah membuat tidak produktif dan mengganggu aktivitas kehidupan normal. Apalagi mengungsi, maka tidak perlu dilakukan, karena tidak ada dasar untuk melakukan pengungsian. \"Gempa kuat hingga saat ini belum dapat diprediksi kapan terjadinya, di mana lokasinya, dan berapa kekuatannya. Kapan gempa akan terjadi belum ada yang tahu, sehingga jangan mudah percaya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, \" tulis Daryono dalam facebooknya, Minggu (21/7). Saat ini BMKG tidak mengeluarkan peringatan dini tsunami di Cilacap dan daerah lainnya di Indonesia, sehingga masyarakat tidak perlu takut dan khawatir beraktivitas di pantai. Potensi tsunami selatan Jawa didasarkan atas bukti-bukti sejarah adanya tsunami di selatan Jawa beserta pemodelan skenario yang mungkin terjadi pada masa depan. Di Cilacap, ahli menemukan deposit akibat tsunami ribuan tahun lalu. Dalam 200 tahun terakhir, tsunami telah menghantam selatan Jawa. 4 Januari 1840, menurut Katalog Soloviev and Go, terjadi gempa bermagnitudo 7 memicu tsunami. Lalu pada 11 September 1921, terjadi gempa bermagnitudo 7,5 yang menimbulkan tsunami di Parangtritis dan Cilacap. Terakhir, tsunami Pangandaran pada 2006. Meski telah berhasil mengungkap beberapa tsunami pada masa lalu dan potensi kejadian pada masa depan, ahli di belahan dunia mana pun belum bisa menentukan kapan tsunami akan terjadi, sebab gempa pemicu tsunaminya sendiri juga tak bisa diprediksi. Lebih lanjut, warga perlu memahami tentang definisi potensi tsunami. Potensi didasarkan atas sejarah dan perhitungan dengan angka deviasi lebar. Sementara, prediksi merujuk pada sesuatu yang hampir pasti akan terjadi pada waktu dekat. https://twitter.com/DaryonoBMKG/status/1152795955000832000?s=19 Masyarakat awam juga perlu menyadari bahwa ahli gempa dan tsunami biasa bicara dengan rentang waktu yang lebar, puluhan ribu tahun. Sehingga menurut ahli tsunami purba dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto, \"Segera orang geologi tidak sama dengan segera orang awam.\" (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: