Terima Kasih, Bu Moer Ku Sayang…

Terima Kasih, Bu Moer Ku Sayang…

Bu Moer begitu tenang. Dan itulah Bu Moer. The true \"middle way.\" Sosok yang stabil di saat sekelilingnya acak aduk. Hanya orang level tertentu yang bisa seperti itu.

Hidupnya benar-benar rapi tertata. Setiap tahun, kami sangat ketat mengawasi kesehatan karyawan. Setiap tahun kami melakukan tes kesehatan. Kali terakhir saya mengawasi, tim HRD mengabarkan hasilnya dengan sedikit canda: \"Mas, tahu nggak siapa karyawan yang hasil tes kesehatannya terbaik?\"

Saya waktu itu tidak berani menebak.

\"Bu Moer!\" jawabnya.

Kami hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat bagaimana Bu Moer yang sudah lewat usia 70 justru yang paling sehat di antara semua!

Pada akhir November 2017, saya resmi mundur dari kantor. Fokus ke dunia sendiri. Ternyata, Bu Moer ikut berhenti sebulan kemudian, di akhir tahun. Begitu pula beberapa karyawan lama, yang dekat dengan keluarga.

Sebenarnya, bukan sekadar \"dekat dengan keluarga.\" Bagi kami, mereka memang keluarga. Saya masih sering bertemu Bu Moer, karena beliau masih sering menemani ibu saya dalam berbagai kegiatan.

Beliau memang tidak pernah menelepon saya, dan sangat jarang mengirim WA ke saya. Hanya sesekali mengirim pesan, misalnya mengucapkan selamat dan bangga ketika Persebaya menang atau jadi juara. Beliau tahu betul tantangan \"pilihan hidup\" saya. Dia adalah saksi puluhan tahun, bagaimana Abah saya dulu menjalani \"pilihan hidup\" yang sama. Dia adalah saksi puluhan tahun, bagaimana keluarga kami ini sebenarnya.

\"\"
Azrul Ananda bersama keluarga mengantarkan Bu Moer ke peristirahatan terakhir.

Sekarang, \"malaikat penjaga\" itu telah pergi. Saya sedih, tidak sempat bertemu Bu Moer dan berbincang khusus dengannya sebelum beliau pergi. Terakhir bertemu di acara Abah dan Ibu di rumah, tapi waktu itu semuanya supersibuk dengan tamu dan lain-lain.

Kata orang-orang dekat keluarga, Jumat (21 Februari) ini mereka sebenarnya janjian kumpul di rumah Ibu.

Istri saya pun kali terakhir berbicara dengan Bu Moer pada 24 Januari lalu. Waktu itu saling mengucapkan selamat ulang tahun. Memang, ulang tahun Bu Moer bersamaan dengan anak pertama kami, Ayrton.

Bu Moer ku sayang sekarang sudah tiada. Kami sekeluarga mohon maaf telah membuatmu repot selama puluhan tahun. Dan hebatnya, Bu Moer tidak pernah merepotkan sampai akhir. Kami benar-benar kagum, saat meninggal pun Bu Moer tidak merepotkan. Di rumah. Tidak sakit. Manusia yang istimewa.

Pagi itu, kami sekeluarga mengantarkan Bu Moer sampai ke pemakaman. Abah yang sedang di luar kota siang itu juga terbang kembali ke Surabaya. Ini semua tidak ada apa-apanya dengan pengabdian Bu Moer selama puluhan tahun.

\"\"
Bu Moer bersama Dahlan Iskan dan rekan-rekan beratribut Bonek.

Kamis sore itu, 20-02-2020, hari kami memang berakhir dengan bahagia. Persebaya meraih juara Piala Gubernur Jawa Timur. Biasanya, Bu Moer akan mengirim pesan selamat kepada saya atau istri.

Tentu saja, kemenangan ini adalah untuk semua pendukung Persebaya di seluruh penjuru dunia. Tapi saya mohon izin kepada semua, dalam hati saya, kemenangan ini untuk Bu Moer tercinta… (azrul ananda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: