Pasar Online Diharapkan Digarap Lebih Serius

Pasar Online Diharapkan Digarap Lebih Serius

CIREBON - Tiga hari pertama uji coba pemberlakuan sistem belanja online di pasar tradisional Kota Cirebon, tidak ditemukan kendala berarti. Namun konsumen berharap ke depannya sistem ini digarap lebih serius. Bila perlu menggunakan aplikasi.

Sampai saat ini, Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Berintan masih memantau uji coba selama dua pekan ke depan. Mengumpulkan sebanyak mungkin masukan, untuk dievaluasi guna peningkatan kualitas sistemnya.

Direktur Operasional dan Usaha Perumda Pasar Berintan Kota Cirebon, Maman Suryaman S Sos mengatakan, dari laporan yang diterima, sudah delapan pasar yang menerapkan sistem belanja dari rumah. Dari operasional sementara ini, disimpulkan tidak ada kendala berarti.

“Belum ada yang terhambat. Memang hanya sistem teknisnya saja yang disesuaikan dengan kebiasaan di masing-masing pasar. Kami kira untuk teknisnya beragam, ada yang dibelanjakan langsung oleh staf unit pasarnya, ada yang kerjasama dengan kordinator dan IPP unit pasarnya,” ujar Maman, kepada Radar Cirebon, Jumat (17/4).

Sejauh ini, Perumda Pasar memang tidak menerapakn teknis khusus kepada pedagang maupun ikatan pedagang pasar (IPP) dan unit pengelola pasar. Tidak ada standar baku untuk diterapkan di setiap pasar, melainkan sesuai dengan kebiasaan dan yang paling mungkin diterapkan pedagang maupun pengelola.

Namun, setelah evaluasi dua pekan selesai, kemungkinan besar sistemnya akan dibakukan. Termasuk sistem pengiriman bisa saja dikerjasamakan dengan ojek online atau tenaga khusus yang disiapkan. “Kita lihat dulu ya uji coba ini. Sambi kita tampung masukan-masukan yang ada,” tutur Maman.

Sistem belanja online pasar tradisional memang memungkinkan untuk dijalankan secara berkelanjutan. Tidak hanya di masa physical dan social distancing saat ini. Bahkan, informasinya sudah ada vendor pengelola ojek online yang menawarkan ke Perumda Pasar.

Mereka sudah menyiapkan konsep penyeragaman sistem pengiriman barang belanjaan kepada konsumen. Namun, pihaknya belum memutuskan konsep yang ditawarkan akan diterima atau tidaknya.

“Ini belum kita seragamkan, karena masing-masing pasar kan beda. Ada yang ditangani sendiri. Ada yang pakai ojek online. Ada yang pakai ojek pangkalan. Nah kita masih serahkan ke masing-masing pasar,” katanya.

Selain itu, terkait dengan omzet pembelanjaan orderan pembeli yang dilayani dalam belanja online ini, Maman mengaku dari hasil laporan unit-unit pasar belum direkap. Karena memang nominal pemesanan setiap pembeli beragam.

Namun, untuk Pasar Induk Jagasatru dalam sehari bisa mendapat pesanan dari 15-20 pembeli, dan untuk pasar lainnya minimal mendapat 10 pesanan. Sedangkan Pasar Kanoman memberlakukan pembatasan pelayanan pesanan online 15-20 konsumen sehari, sesuai kapasitas yang mampu dilayani pengelola pasar.

Dari observasi lapangan yang dilakukan Radar Cirebon, sistem belanja dari rumah diterapkan berbeda-beda. Pasar Gunungsari misalnya. Pengelolaan dilakukan oleh IPP. Bahkan sudah menerapkan pembayaran nontunai dan pengiriman menggunakan ojek online, maupun pangkalan.

Sedangkan Pasar Induk Jagastru, memberlakukan pengelolaan oleh Unit Pasar. Begitu juga di Pasar Kanoman.

Sementara itu, salah satu konsumen pasar di Kota Cirebon, Nia berharap, sistem belanja online yang diterapkan di pasar tradisional Kota Cirebon ke depannya disempurnakan. Bila perlu membuat sebuah aplikasi khusus yang bisa diinstal di smartphone konsumen. Sehingga, kesannya tidak setengah-setengah dalam merealisasikan sistem ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: