Bantu Sembako dari Gaji Dua Bulan

Bantu Sembako dari Gaji Dua Bulan

KUNINGAN – Anggota DPRD Kuningan Fraksi PAN Ade Abdul Jafar Sidiq SKesos MKesos merelakan dua bulan (Maret-April) gajinya untuk dibelikan sembako dan masker. Paket sembako dan masker senilai sekitar Rp50 juta itu dibagikan kepada warga kurang mampu di tengah dampak Covid-19.

Ia langsung membagikan sebanyak 750 paket sembako dan 2.500 masker kepada warga kurang mampu di tiga titik Dapil 3 Kecamatan Ciwigebang, yakni Desa Ciawigebang, Desa Ciputat, dan Desa Pangkalan.

“Terkait agenda bakti sosial, saya secara pribadi atas nama anggota DPRD Fraksi Partai Amanat Nasional, sudah melaksanakan kemanusiaan dalam rangka penanggulangan Covid-19. Bantuan tersebut ditujukan dan diprioritaskan kepada warga wilayah binaan tentunya dan juga ditujukan fokus kepada jompo, lansia dan janda terdampak Covid-19,” kata Ade, kemarin.

Ade berharap bantuan tersebut tepat sasaran kepada orang yang sangat membutuhkan dalam kondisi terdampak wabah Covid-19, yang saat ini sedang melanda dunia, bahkan Indonesia, sampai ke Kabupaten Kuningan. Maka dari itu, ia pun berharap agar semua bisa saling bahu-membahu untuk mengantisipasi dan mencegah penularan corona lebih banyak lagi di beberapa wilayah di Kuningan.

“Kita jaga pola hidup sehat dan juga selalu ikuti anjuran pemerintah untuk tetap menerapkan Physical Distancing, lalu pola hidup sehat dengan rajin menjaga kebersihan dan lain sebagainya. Maka dari itu, saya tekankan mari kita bersinergi bersama pemangku kebijakan agar tetap konsisten menjaga penanggulangan dan juga menjaga masyarakat terdampak yang membutuhkan,” ajaknya.

Pemuda berkacamata yang baru berusia 27 tahun ini, turut prihatin terhadap kondisi pedagang yang memang selalu mencari mata pencaharian, sekarang tidak bisa mendapatkan penghasilan secara konsisten. Untuk itu, ia pun menyampaikannya untuk bersabar.

Kemudian, bagi masyarakat yang tidak tepat sasaran sebagai penerima manfaat, terlebih ia juga sering mendengar aspirasi dari beberapa masyarakat, khususnya di lingkungan terdekat, terkadang program bantuan yang bersumber dari pemerintah belum tepat sasaran. Maka dari itu, menurut Ade, pendataan ia lakukan sendiri dengan berkoordinasi dengan para RT sebagai ujung tombak di masyarakat, guna mendata berapa jumlah lansia, jumlah jompo dan juga jumlah janda di wilayahnya.

“Memang harus ekstra melakukan pengawasan optimalisasi data, sinkronisasi data, apakah ada yang sudah layak untuk taraf hidupnya ataupun yang masih dibantu oleh sumber pendanaan dari APBD atau APBN,” pesan Ade kepada Pemda Kuningan. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: