Fokus ke Tes Masal, Temukan Peta Sebaran Covid-19

Fokus ke Tes Masal, Temukan Peta Sebaran Covid-19

Dua alat ini akan ditempatkan di Laboratorium FK UGJ yang telah memiliki standar Bio Safety Level (BSL) 2. Bila keduanya dioperasikan, dalam satu hari bisa memeriksa sekitar seratus sampel.

“Pemeriksaan sampel ini cuma butuh sekitar 6 jam. Atau dalam kondisi tertentu setidaknya paling lambat tiga hari. Kita akan evaluasi capaian ini.,” kata Fariz yang juga Wakil Dekan III FK UGJ ini.

Tentunya, ini akan memangkas waktu antara pengambilan sampel swab dan hasil. Rentang waktu inilah yang menjadi kendala dalam penanganan COVID-19.

Kasus terbaru di Kota Cirebon misalnya. Empat spesimen positif COVID-19 yang diumumkan pada 20 April, ternyata pengambilan swab dilakukan pada 1 April.

Fariz berharap, pemerintah daerah di Ciayumajakuning dapat memfokuskan pada tes massal ini. Juga memfokuskan anggarannya pada sektor penanganan COVID-19 dengan efektif.

Dengan diketahuinya populasi yang terinfeksi, penanganan tentu akan lebih terfokus. Penyediaan sarana kesehatan dan obat-obatan lebih dapat tersuplai, begitupun ketersediaan APD yang belakangan ini menjadi isu besar bagi tenaga kesehatan. Bahkan, masyarakat yang sehat pada akhirnya tidak perlu lagi dikarantina.

Bagaimana dengan kesiapan FK UGJ melakukan pengujian? Laboratorium sedang disiapkan dan dalam koordinasi dengan Labkesda Provinsi Jabar, SDM pun telah menjalani pelatihan.

Fariz memperkirakan, saat ini sudah 1.000 reagen yang dibeli. Dengan kapasitas pengujian satu hari 100 sampel, tentu saja reagen ini hanya cukup untuk 10 hari. Namun, kontinuitas reagen ini akan dilakukan secara berkala agar pengujian tetap berjalan dan ketersediaan reagen mencukupi.

Lantas, dengan pengujian massal pada populasi, segmen mana yang akan menjadi sasaran?

Fariz menjelaskan, nantinya akan diterapkan stratifikasi skala risiko berbasis kategori komunitas yang meliputi riwayat kontak, riwayat melakukan perjalanan/bermudik, ada tidaknya gejala, dan beberapa faktor risiko lainnya.

Telah dilakukan kajian pendekatan epidemiologis di Kabupaten Cirebon terkait sistem stratifikasi ini, ujar Fariz. Sebagai Ketua IDI Kabupaten Cirebon, Fariz mengapresiasi sikap tanggap dan kolaborasi Pemerintah Kabupaten Cirebon dalam menangani COVID-19.

Merujuk rencana aksi diagnosis dan tata laksana yang telah disiapkan, tahapan persiapan laboratorium hampir rampung. Dan diperkirakan awal Mei mendatang sudah bisa dilakukan tes dengan RT-PCR di FK UGJ dengan perangkat milik FK UGJ dan Pemerintah Kabupaten Cirebon. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: