Lika-Liku Ojol Pengantar Bansos Provinsi, Kaget yang Dituju Ternyata Sudah Meninggal

Lika-Liku Ojol Pengantar Bansos Provinsi, Kaget yang Dituju Ternyata Sudah Meninggal

Kantor Pos ditunjuk oleh Pemprov Jawa Barat sebagai perusahaan ekspedisi pengirim paket bantuan sosial bagi warga terdampak Covid-19. Kantor Pos kemudian bekerja sama rrreee ojek online dalam hal ini Gojek untuk mengirimkan bansos yang berisi paket sembako, telur, dan uang tunai Rp150 ribu itu.

LAPORAN: ABDULLAH, Cirebon

MESKI terjadi pro-kontra, terutama kuota penerima yang tak sesuai, paket bantuan itu tetap dikirimkan. Sejumlah driver ojol dari Gojek ditugaskan untuk bergerilya mengantarkan bantuan itu. Dan, gang sempit, calon penerima yang sudah pindah alamat hingga sudah meninggal dunia, menjadi fakta nyata yang ditemui para driver ojol itu di lapangan.

Untuk Kota Cirebon, Gojek menunjuk sebanhak 10 orang motoris untuk mengantar bansos tersebut. Salah satunya Suparjo.

Ia mengaku ditunjuk langsung oleh kantor Gojek untuk membantu Kantor Pos mengirimkan bantuan itu.

Karena ditunjuk langsung dari kantor Gojek, ia menerima dengan senang hati, walaupun sebenarnya ongkos sekali kirim terhitung kecil. Ia mengambil “pekerjaan” itu karena juga ingin membantu sesama di tengah pandemi Covid-19.

Sekali mengirim bansos ke calon penerima, Suparjo dibayar Rp11 ribu. Dalam sehari dirinya bisa sampai 10 lokasi. Honornya dibayar hari itu juga.

Ia menceritakan, mengirimkan bansos harus sesuai alamat yang sudah diterimanya dari Kantor Pos. Satu paket yang ia bawa berupa satu dus berisi sembako, telur, dan uang tunai sebesar Rp150 ribu. Bantuan harus diterima sesuai nama yang tertera.

Saat menyerahkan harus ada proses laporan, termasuk dalam bentuk foto. Biasanya akan terkoneksi langsung ke Kantor Pos sebagai bahan laporan.

Sejak awal mengantar bansos bukan berarti berjalan mulus. Dirinya dua kali mengalami penolakan dari warga. Hanya saja yang menolak itu sebenarnya bukan calon penerima, akan tetapi malah tetangga calon penerima.

Namun, Suparjo tetap tenang dan berusaha memberikan penjelasan. Karena di balik penolakan, ia yakin karena kesalahpahaman.

\"Saya coba menerangkan bahwa bantuan tidak hanya dari gubernur tapi ada bantuan dari pemerintah pusat termasuk pemerintah kota akan menyusul. Setelah diberikan penjelasan akhirnya mau menerima penjelasan dan tidak lagi menolak,” ungkap Suparjo.

Cerita lainnya, Suparjo pernah mengirimkan bansos ke alamat tertera, akan tetapi begitu sampai ke lokasi, ternyata orangnya sudah pindah. Yang mengagetkan lagi, ada yang sudah meninggal dunia.

Kalau calon penerima sudah pindah, maka Suparjo harus menanyakan alamat orang tersebut ke warga lainnya. Sehingga ditemukan dan menyerahkan bantuan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: