25 Korban Tertipu Miliaran Rupiah, Modus Pelaku Mengaku Pengacara dan Supplier

25 Korban Tertipu Miliaran Rupiah, Modus Pelaku Mengaku Pengacara dan Supplier

CIREBON – Mengaku sebagai supplier sebuah perusahaan, IS berhasil melancarkan aksi penipuan kepada puluhan orang. Pria yang mengontrak di Gang Suka, Desa Sutawinangun, Kecamatan Kedawung itu, berhasil menggondol puluhan mobil mewah dan miliaran rupiah uang milik korbannya.

Puluhan orang yang menjadi korbannya terus berdatangan ke rumah kontrakan pelaku. Namun, IS sudah menghilang. Dia kabur dari kontrakan tersebut dan handpone miliknya sudah tidak aktif. “Kita kesini mencari IS. Tapi, sudah tidak ada. Padahal, dia ngaku ke kita ini tuh rumahnya sendiri,” kata Uni (45) warga Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, kepada Radar Cirebon, Minggu (3/5).

Uni menceritakan kejadian yang dialaminya. Dia kenal dengan IS dari suaminya. IS yang mengaku sebagai pengacara dan supplier perusahaan, menawarkan gadai mobil Rp35 juta. Lantaran percaya, Uni pun memberikan uang tersebut.

“Gadai pertama bener. Nah, gadai kedua. IS ngajak bisnis, katanya mobil itu direntalkan aja ke pegawai perusahaan, nanti perbulan dapat Rp3 juta. Saya tertarik, jadi saya kasikan mobil itu ke IS,” kata Uni.

Bulan pertama, IS lancar memberikan setoran rental mobil. Dengan bahasa manisnya, IS kembali mengajak bisnis Uni dan meminjamkan uang ke pegawai perusahaan tersbeut, dengan laba perbulan 5 persen dibagi dua dengan IS. Karena hubungan baik itu, Uni memberikan uang Rp20 Juta.

“Uang itu katanya untuk invoice buat pegawai pinjem uang karena mau bayar perpanjang STNK dan lainnya. Awal itu lancar saja, saya dapat labanya. Sedangkan modal ada di IS,” tuturnya.

Karena lancar, Uni pun menceritakan pengalamannya ke teman-temannya. Mendapatkan cerita itu, dan Uni yang terus menujukan uang laba dari hasil investasinya itu. IS juga terus membujuk teman Uni agar ikut serta, Irna yang terbujuk  kemudian percaya dan mencoba keberuntungannya.

Korban lainnya, Irna, warga Kecamatan Kesambi Kota Cirebon juga tertipu dengan modus serupa. Selama kurang lebih 5 bulan investasi dan pengembalian uang laba dari IS berjalan lancar. Irna pun berunding dengan suami dan menambah modal Rp10 Juta. Kemudian, Irna pun terus menamba modalnya hingga Rp100 Juta ke IS.

Hal yang senada juga dikatakan oleh Popon (45), dia tertarik karena kakak dan temannya terus mendapatkan untung dari bisnis dengan IS. Dia pun mencoba dengan dana Rp1 juta. Dirasa punya untung, Popon pun nekat utang ke bank untuk mengembangkan bisnis dengan IS.

“Saya awalnya kecil, karena dibujuk terus oleh IS, akhirnya saya tamba hingga puluhan juta. Tiba-tiba awal tahun 2020, pembagian untung macet,” katanya.

Popon kemudian berkumpul dengan Uni dan Irna untuk mengambil uang modalnya karena sedang butuh. Namun, saat Popon dan Uni mendatangi rumah IS, IS beralasan akan segera membayarkan uang tersebut, tapi harus menunggu rekap.

Kemudian, nomor IS tiba-tiba tidak aktif. Barulah mereka menyadari tertipu oleh IS. Popon mengaku, dirinya sudah berkordinasi dengan korban lainnya. Totalnya ada sekitar 25 korban, yang mengalami kejadian dengan modus serupa.

“Kita buat grup Whatssap ada 25 korbannya. Yang kita data ada 28 mobil dan lebih Rp3 miliar uangnya. Kayaknya masi banyak lagi korbannya. Senin besok   (5/3) kita akan melaporkan ke Polres Cirebon Kota ramai-ramai puluhan orang,” katanya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: