Fatayat Kabupaten Cirebon Tetap Tampil Berdakwah dan Dorong Nyai-nyai Ngaji Online

Fatayat Kabupaten Cirebon Tetap Tampil Berdakwah dan Dorong Nyai-nyai Ngaji Online

CIREBON- Ramadan tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi Covid-19 membuat aktivitas warga serta terbatas. Meski demikian, tak menyurutkan para perempuan muda NU Kabupaten Cirebon untuk tetap berdakwah. Yakni dengan memanfaatkan media sosial sebagai alat penyambung silaturahmi dan menyampaikan dakwah.

Ketua Fatayat NU Kabupaten Cirebon Roziqoh MPd mengatakan banyak nyai-nyai muda NU yang tergabung di Fatayat yang memiliki potensi besar dalam berdakwah. Karena itu momen Ramadan kali ini pihaknya mendorong para nyai untuk berani tampil dan berdakwah melalui media online.

“Meski ada pandemic Covid-19, tetap bisa berdakwah. Saat ini semua bisa online. Kami mendorong para nyai muda untuk mengisi ruang kultural dan pengetahuan publik di masa pandemi ini melalui media online. Jadi tetap tampil berdakwah,” terangnya kepada Radar Cirebon, kemarin (10/5).

Menurutnya, di era digital saat ini perempuan harus ikut andil dalam menyebarkan dakwah keagamaan. Dengan program ngaji online ini masyarakat diharapkan bisa mendapatkan pemahaman yang benar dan tepat. “Itu (menyampaikan dakwah, red) menjadi salah satu tugas kita,” terangnya.

Dia menjelaskan, sejak Ramadan pertama pengajian online disambut antusias warga media sosial. Hal itu terbukti dengan penontonnya yang mencapai ribuan. “Awalnya memang sulit, mendorong para nyai buat tampil di medsos. Namun sekarang sudah mulai terbiasa,” jelasnya.

Semetara itu, Koordinator Ngaji Online PC Fatayat NU Kabupaten Cirebon, Nyai Tho\'atillah, menambahkan, program ini sudah berjalan sejak hari pertama Ramadan dan akan tetap dilaksanakan hingga nanti akhir Ramadan. Mereka biasanya mulai live pukul 14.00 WIB sampai 15.00 WIB.

Adapun kitab yang dibahas bermacam-macam. Tergantung kitab yang dikuasai masing-masing nyai. Di antaranya kitab Ta\'lim Muta\'alimin, kitab Birrul Walidain, kitab Maqosidusshoum, kitab Ghoyatuzzain, kitab Sittin Al-Adliyah, Nashoihul Ibad, kitab Wasiatul Musthofa, kitab Minahussaniah, dan lain-lain. “Alhamdulillah, meski baru pertama kali, tapi penontonnya sudah ribuan,” ucapnya.

Pihaknya berharap program seperti ini bisa ada terus meski bukan di bulan Ramadan. Pasalnya, kegiatan ini untuk menambah khasanah keilmuan dan memberikan pemahaman pada masyarakat tentang ilmu keagamaan sesuai dengan ahlussunnah wal jamaah. “Insya Allah akan kita upayakan ada terus meski bukan di bulan Ramadan,” pungkasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: