Menguntil atau Mencuri Adalah Penyakit Mental, Berikut Penjelasannya

Selasa 16-08-2022,06:57 WIB
Editor : Moh Junaedi

Radarcirebon.com – Baru-baru ini ramai diberitakan terkait ibu-ibu yang menguntil barang di sebuah minimarket.

Sampai-sampai pengacara kondang ikut  turun tangan untuk membantu petugas minimarket yang ‘dipaksa’ minta maaf karena telah menyebarkan informasi mengenai ibu-ibu yang menguntil barang tersebut.

Beruntung, berkat desakan publik, akhirnya si ibu tersebut meminta maaf kepada petugas minimarket dan mengakui kesalahannya.

Kendati demikian, proses hukum tetap berjalan karena menyangkut citra dan kredibilitas minimarket dimana tempat petugas itu bekerja.

BACA JUGA:Resmi Meluncur di GIIAS 2022, Segini Harga Suzuki S-Presso yang Dibanderol

Menguntil atau mencuri sesuatu yang bukan milik pribadi bisa menjadi sebuah masalah.Hal ini karena perbuatan tersebut adalah tindakan kriminal.

Namun, ada penyakit mental yang membuat seseorang nekat mencuri tanpa memikirkan akibatnya.

Kleptomania mengacu pada gangguan kontrol impuls di mana si pengidap mengembangkan ketidakmampuan untuk menahan dorongan untuk mencuri.

Biasanya, Anda akan memilih barang-barang yang umumnya tidak kamu butuhkan, dan barang-barang tersebut juga cenderung memiliki nilai yang kecil.

BACA JUGA:Manchester United Ancam Pecat Cristiano Ronaldo Jika Kembali Bersikap Buruk Kepada Erik Ten Hag

Meskipun ini adalah kondisi yang jarang terjadi, penyakit kleptomania menyebabkan tekanan emosional pada Anda dan orang yang kamu cintai.

Gangguan ini disertai dengan masalah pengendalian diri dalam perilaku dan emosi.

Ketika Anda memiliki masalah pengendalian impuls, kamu tidak bisa menahan godaan untuk melakukan hal-hal yang berbahaya atau berlebihan kepada Anda atau orang lain.

Selain itu, kondisi tersebut memaksa Anda untuk menjalani kehidupan rahasia yang memalukan karena kamu merasa takut untuk mencari bantuan medis.

BACA JUGA:Inilah Kesalahan yang Perlu Dihindari para Pengidap Diabetes agar Kadar Gula Tetap Terkontrol

Berikut penjelasannya, seperti dikutip laman Webmd.

1.        Sistem opioid otak

Kecanduan mencuri atau kleptomania lebih merupakan kondisi psikologis daripada keinginan untuk mendapatkan keuntungan finansial atau materi.

Barang-barang yang Anda curi memiliki nilai yang kecil, dan kamu bisa dengan mudah membelinya jika Anda memutuskan untuk membayarnya.

Ini kontras dengan pencurian kriminal, di mana Anda mencuri barang karena harganya sangat mahal atau karena kebutuhan.

Ketika sistem opioid otak Anda tidak seimbang, kamu mengembangkan dorongan kuat untuk mencuri, disertai dengan kecemasan, gairah, dan ketegangan.

BACA JUGA:Kecelakaan di Citemu Cirebon, Sopir Genset Sempat Terjepit Badan Mobil

2.        Campuran emosi

Setelah mencuri, Anda mendapatkan rasa senang dan lega. Terkadang, Anda mungkin merasa bersalah atau menyesal setelah tindakan tersebut, tetapi kamu masih tidak bisa mengendalikan keinginan tersebut.

Ketika Anda menderita kleptomania, kamu cenderung mencuri saat sendirian, dan kebiasaan itu spontan.

Sebaliknya, pencurian kriminal direncanakan dengan baik dan mungkin melibatkan orang lain. Selain itu, setelah mencuri, Anda tidak akan menggunakan barang yang kamu curi dan malah akan memberikannya atau menyimpannya.

3.        Gangguan adiktif

Mencuri bisa menyebabkan otak melepaskan dopamin, pemancar yang menyebabkan perasaan senang. Mencuri merangsang sensasi menyenangkan yang mendorong Anda untuk melakukannya berulang kali sebagai perasaan emosional atau psikologis.

BACA JUGA:Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Rindam III Siliwangi Asah Kekompakan Capaska

Semakin Anda menikmati kesibukan yang datang dengan pencurian, makin kamu ingin melakukannya untuk mengisi kekosongan emosional atau fisik dalam hidup.

4.        Masalah dengan serotonin

Serotonin adalah bahan kimia otak alami yang membantu mengatur suasana hati dan emosi.

Ketika otak tidak memiliki kadar hormon yang cukup, itu menyebabkan Anda mengembangkan perilaku impulsif.

5.        Masalah kesehatan mental

Mencuri bisa karena rendah diri, cemburu, depresi, gangguan makan, dan tekanan teman sebaya.

Masalah sosial seperti isolasi dan pengucilan juga bisa menciptakan kekosongan emosional.

Anda mungkin melihat perilaku impulsif untuk membuktikan kemandirian kamu atau mendapatkan kesenangan dari tindakan tersebut.

BACA JUGA:Barcelona Akan Jual Pierre-Emerick Aubameyang, Inilah Klub Premier Laegue yang Berminat

Terkadang, itu karena Anda ingin bertindak melawan teman dan keluarga.‌

6.        Riwayat keluarga

Memiliki orang penting lainnya seperti orang tua atau saudara kandung dengan gangguan obsesif-kompulsif, kleptomania, atau gangguan penggunaan zat bisa meningkatkan risiko Anda terkena kleptomania.

7.        Penyakit mental

Dalam kebanyakan kasus, orang dengan kleptomania juga memiliki penyakit mental lain seperti gangguan kecemasan, gangguan bipolar, atau gangguan makan. Bisa juga karena gangguan kepribadian atau gangguan penggunaan zat. (jun/jpnn)

Kategori :