Radarcirebon.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan strategi pengembangan ekonomi kreatif (ekraf).
Sejumlah langkah dilakukan, mulai dari pemulihan ekonomi kreatif dalam masa transisi pandemi ke endemi hingga menjadwalkan tahapan pengembangan ekonomi kreatif hingga tahun 2025.
Hal itu terpapar dalam Webinar Nasional dengan tema Penguatan Ekosistem Kota dan Kabupaten Kreatif yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat, Kamis 25 Agustus 2022.
Sekretaris Daerah Jawa Barat Setiawan Wangsaatmaja mengatakan, dalam strategi pemulihan ekraf perlu adanya pengembangan digitalisasi, pembentukan ekosistem pariwisata dan ekraf, serta inovasi.
BACA JUGA:Besok, IJTI Cirebon Raya Gelar Muskorda dan IJTI Award 2022
Adapun tahapan pengembangan ekonomi kreatif Jawa Barat, Setiawan telah menargetkan linimasa fokus pengembangan ekraf Jabar terhitung 2021 hingga 2025.
Pada tahun 2021-2022 berfokus meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku ekraf Jawa Barat, fokus 2022-2023 membangun ekosistem industri kreatif Jawa Barat yang berdaya saing melalui pemanfaatan teknologi, dan pada 2023-2025 mengembangkan kelembagaan ekraf Jawa Barat yang sinergis dan kolaboratif.
Setiawan pun mengemukakan, pihaknya turut melakukan pengukuran Indeks Kreatif Kota dan Kabupaten (IKK) sebagai acuan perkembangan ekraf Jawa Barat yang mengacu pada sepuluh indikator.
Adapun lima kota yang berada di peringkat teratas IKK secara berturut-turut yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, dan Kota Cirebon.
BACA JUGA:Kodim 0615 Kuningan Pimpin Latihan Simulasi Hadapi Gunung Ciremai Meletus
Tak hanya itu, sejumlah kota kabupaten di Jawa Barat pun telah memiliki creative center atau CC yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat seperti di Bogor, Subang, Cirebon dan Bekasi.
Hal tersebut menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam memantik pertumbuhan ekraf Jawa Barat.
"Ekraf ini perlu dikembangkan karena termasuk salah satu ekonomi masa depan selain ekonomi hijau dan ekonomi digital," tuturnya.
Selain itu, kata Setiawan, ekraf menjadi urgensi karena Indonesia sendiri menjadi negara nomor tiga dunia dalam perkembangan ekrafnya. Ekraf pun berkontribusi Rp1.100 triliun pada PDB tahun 2020.
BACA JUGA:OJK Berkomitmen Percepat Penyelesaian Rekomendasi dari BPK RI
"Ekraf adalah tren masa depan," ucapnya. Dengan demikian perlu menciptakan ekosistem kreatif ini terus tumbuh dan berkembang.
Menteri Pariwisata dan Ekraf RI Sandiaga Salahudin Uno pada kesempatan yang sama mengatakan, ekraf saat ini menjadi lokomotif perekonomian negara, bahkan ekraf ini dapat menjadi ekonomi ekstraktif.
Pihaknya menargetkan pada 2022 ini ekraf dapat menyerap 1,1 juta lapangan pekerjaan baru, sedangkan pada 2024 sebanyak 4,4 juta lapangan pekerjaan baru.
"Pemerintah perlu memfasilitasi tentunya dengan 3G yaitu gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi lapangan kerja," ucapnya.
BACA JUGA:Forum LPM dan Paguyuban RW Datangi Kantor DPRD Kota Cirebon, Mereka Ingin Bawal Dianggarkan Kembali
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat Benny Bachtiar mengatakan, webinar tersebut merupakan upaya untuk penguatan ekosistem ekonomi kreatif di kota dan kabupaten.
Webinar pun sebagai bagian acuan dari pengukuran IKK Jawa Barat tahun 2022. Jawa Barat sendiri dari kurun waktu 2019-2021 alami kenaikan IKK.
"Hasilnya ada perubahan peringkat dari sepuluh indikator IKK terutama pada indikator pemerintah dan regulasi," katanya.
IKK tersebut menjadi acuan untuk monitoring dan evaluasi dalam mengukur program peningkatan ekonomi kreatif di daerah dan nasional.
BACA JUGA:Selamat! Telah Lahir Dua Ekor Sapi Belgian Blue di Argasunya, Hasil dari Proses Kawin Suntik
IKK ini penting diharapkan perangkat daerah kembangkan ekraf di wilayah masing-masing agar ekraf maju dan berkembang. (jun)