Setelah itu Bripka Ricky disebut tak kuasa menahan tangis dan mulai terbuka kepada keluarganya. "Itu dia mulai nangis, mulai itu sudah terbuka," jelas Erman.
Selain itu, Erman Umar juga mengatakan bahwa Bripka Ricky mendapat perintah dari Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau J.
Perintah itu disampaikan Ferdy Sambo kepada Bripda Ricky sesaat setelah dia menanyakan soal insiden pelecehan yang dialami Putri Candrawathi.
Menurut Erman, awalnya Bripka Ricky dipanggil Ferdy Sambo guna menanyakan insiden yang terjadi di Magelang, Jawa Tengah.
Pertanyaan itu diutarakan Ferdy Sambo kepada Bripka Ricky di Jalan Saguling, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Dipanggil dia (Bripka Ricky, red) ditanya, 'ada kejadian apa di Magelang? Kamu tahu enggak? 'Enggak tahu (jawab Bripka Ricky). 'Ini Ibu (Putri) dilecehkan, dilecehkan," kata Erman meniru percakapan Sambo dan Ricky di Bareskrim Polri, Jakarta Kamis (8/9), dilansir JPNN.
BACA JUGA:Dugaan Pelecehan Seksual di Elf Cirebon Kuningan, Siswi SMK Jadi Korban
BACA JUGA:Presiden Jokowi Minta Infrastruktur Pendukung Piala Dunia U-20 2023 Segera Diperbaiki
Erman menyebut ketika itu kondisi Ferdy Sambo sedang menangis bercampur emosi.
"Sambil nangis dan emosi (Ferdy Sambo, red) 'Saya enggak tahu, pak," jawab Bripka Ricky.
Sejurus kemudian, Ferdy Sambo selaku mantan Kadiv Propam memerintahkan Bripka Ricky untuk menembak Brigadir J.
"Ya sudah, kalau begitu, kamu berani nembak? Nembak Yosua?" ujar Umar menirukan perintah Ferdy Sambo sebagaimana diungkap Bripka Ricky kepadanya.
Namun, perintah tersebut ditolak oleh Bripka Ricky. "Dia bilang 'saya enggak berani, pak, saya enggak kuat, enggak berani, pak," jawab Bripka Ricky yang diungkap Erman.
Lalu, Bripka Ricky diperintahkan Ferdy Sambo untuk memanggil Bharada Richard Eliezer.
BACA JUGA:Plat Nomor Putih Sudah Ada di Cirebon, Ada di Samsat Sumber dan Ciledug
BACA JUGA:Ratu Elizabeth II Meninggal di Usia 96 Tahun, Inggris Tetapkan 12 Hari Berkabung Nasional