Radarcirebon.com, GARUT - Leuweung Sancang di Kabupaten Garut, memiliki kisah dengan Prabu Siliwangi. Karenanya, kawasan eksotis ini juga punya banyak misteris.
Leuweung Sancang dikisahkah berkaitan dengan Prabu Siliwangi dan cerita di Abad 16. Di mana Sri Baduga Maharaja melarikan diri dari kejaran sang anak.
Di Leuweung Sancang pula, Prabu Siliwangi juga kabarnya ngahyang untuk menghindari pertumpahan darah dengan sang anak.
Dikisahkan bahwa di lokasi tersebut, Prabu Siliwangi sempat membuat tulisan pada pohon menggunakan pisau.
BACA JUGA:Resmi Dilantik, PCNU Kabupaten Cirebon Akan Bantu Kembangkan Potensi Daerah
BACA JUGA:Berkat Gol Dimas Drajat, Timnas Indonesia Menang 3-2 atas Curacao
Tulisan tersebut bertuliskan sebuah pesan yakni, Kaboa Panggih, Kaboa Moal, Tapak Lacak Kaula Ku Anak Incu.
Pada versi kisah itu, Prabu Siliwangi disebutkah beralih rupa menjadi harimau loreng atau yang dikenal dengan Harimau Jawa.
Karena itu, ada legenda mengenai Harimau Lodaya. Bahkan di berbagai tempat di Jawa Barat, harimau jawa diyakini sebagai jelmaan dari Prabu Siliwangi.
Lalu, apa sebenarnya Leuwung Sancang? Kawasan ini, sekarang adalah sebuah cagar alam laut dengan luas 1.150 hektare dan secara keseluruhan 2.157 hektare.
BACA JUGA:Inilah Tips dan Cara Memilih Jilbab yang Benar agar Tetap Modis dan Syar'i
BACA JUGA:Bambang Mujiarto: Persoalan Pangan adalah Hidup Matinya Sebuah Bangsa
Nama Sancang bagi sebagian warga Sunda sudah tidak asing lagi karena nama ini mirip dengan nama daerah pakidulan Garut "Leuweung Sancang" alias Hutan Sancang.
Keberadaan Hutan Sancang sendiri terkait mitos Prabu Siliwangi beserta para pengikutnya yang berubah wujud menjadi harimau (basa Sunda: Maung) dan menetap di hutan sancang.
Konon peristiwa itu terjadi karena Prabu Siliwangi tidak mau di-Islamkan oleh putranya yaitu 'Kian Santang'. Telusur terminologi Kian atau keyan perlu dilakukan. Kata kian berasal dari raka i~rakean~rakryan.