Radarcirebon.com, SUMBAWA BARAT – Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu mengunjungi sejumlah sejumlah Posyandu Prima di Kecamatan Jereweh, Kabupaten Sumbawa Barat.
Dalam kunjungannya tersebut, Menkes menemukan beberapa masalah kesehatan yang terjadi di sana seperti angka hipertensi dan diabetes yang tinggi.
''Saya tadi lihat di Dusun Jelenga, presentase masyarakat yang terkena diabetes sekitar 17,5 persen, kalau di Desa Goa angka diabetesnya sebesar 8 persen. Selain itu hipertensi disana juga tinggi,'' kata Menkes.
BACA JUGA:BMKG Beri Peringatan: Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut Hingga Pekan Depan
Menkes menekankan, diabetes yang tidak tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti komplikasi jantung, stroke dan gagal ginjal yang mengharuskan pasien melakukan cuci darah sepanjang hidupnya.
''Penyakit gula itu jelek sekali. Kenapa? karena dia ibu dari segala penyakit. Kalau kadar gula tidak terkontrol selama 3-5 tahun itu pasti harus cuci darah, atau kena stroke atau kena jantung,'' ujar Menkes.
Sebagai gambaran, seorang penderita diabetes yang telah mengalami komplikasi gagal ginjal harus melakukan cuci darah sekitar 3 sampai 4 hari per minggu. Dalam sekali cuci darah membutuhkan waktu 3 sampai 4 jam.
BACA JUGA:Ingin Bawa Kuasa Hukum Sendiri, Irjen Pol Teddy Minahasa Tolak Diperiksa Polda Metro Jaya
Hal ini tentunya memengaruhi kualitas hidup, produktivitas serta ekonomi penderita.
''Artinya ini tidak ada kehidupan lagi. Kalau bisa jangan sampai cuci darah, supaya jangan cuci darah jangan diabetes, supaya jangan diabetes gula darahnya harus di kontrol,'' harap Menkes.
Masalah kesehatan tersebut, lanjut Menkes adalah masalah bersama.
Untuk itu, sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, Menkes mengajak kader-kader kesehatan di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) untuk menjadi pelopor kesehatan di masyarakat.
Diantaranya aktif melakukan kegiatan promotif preventif melalui edukasi dan sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas).
Tujuannya agar masyarakat sadar akan pentingnya pola hidup sehat agar terhindari dari berbagai penyakit berbahaya khususnya 4 penyakit tidak menular penyebab kematian tertinggi di Indonesia yakni jantung, stroke, diabetes dan gagal ginjal.
''Peranan teman-teman di Posyandu dan Puskesmas sangat penting untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat.”
“Oleh karena itu, saya harapkan kader-kader kesehatan ikut membantu mengkampanyekan pola hidup sehat kepada masyarakat di wilayahnya masing-masing,'' lanjut Menkes.
BACA JUGA:Ridwan Kamil Tegaskan Ibu Kota Jawa Barat Tetap Bandung
Menkes menguraikan pola hidup sehat yang bisa dilakukan masyarakat dengan menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan ideal, mengontrol kolesterol dan kadar gula dalam darah, aktif melakukan aktivitas fisik serta mengajak masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatannya di Posyandu Prima.
''Tolong jaga kesehatan, kalau kita bisa jaga kesehatan dengan baik agar lebih produktif dan sehat,'' ajak Menkes.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Sitti Rohmi Djalillah yang turut mendampingi Menkes menyatakan kesiapannya, untuk berkolaborasi dengan Kementerian Kesehatan dalam kerangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Nusa Tenggara Barat yang setinggi-tingginya.
BACA JUGA:Pengangkatan Buyut Kayu Perbatang Jadi Tradisi Tahunan Warga Kertawinangun, Kedawung Cirebon
''Saya orang paling berbahagia bertemu dengan beliau, apa yang kita gagas di tahun 2018 yakni Posyandu Keluarga yang kini berjumlah lebih dari 7000 unit, sejalan dengan program Kemenkes. Kehadiran Posyandu prima semakin memperkuat Posyandu keluarga berbasis dusun,'' terang Wagub.
Terkait temuan Menkes, Wagub menekankan bahwa kedepan upaya promotif preventif akan terus digiatkan melalui kunjungan keluarga maupun pemeriksaan kesehatan rutin yang dilakukan oleh Posyandu Keluarga, Posyandu Prima maupun Puskesmas serta peningkatan akses keluarga terhadap layanan kesehatan primer. (jun)