Musim Hujan, Petani Garam di Kabupaten Cirebon Tidak Berproduksi

Senin 14-11-2022,10:30 WIB
Reporter : Dedi Haryadi
Editor : Leni Indarti Hasyim

Radarcirebon.com, CIREBON-Sudah satu bulan lebih suasana di areal tambak sentra produksi garam Desa Pangarengan, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon tak seramai seperti biasanya dari aktifitas produksi garam krosok atau garam kasar, Senin (14/11/2022).

Pasalnya cuaca buruk dengan intensitas hujan yang tinggi membuat para petani garam memilih tidak memproduksi garam. Pantauan radarcirebon.com tampak sejumlah tambak garam dipenuhi dengan air bekas hujan yang menggemangi di tambak garam yang dibiarkan oleh para petani garam.

Bahkan, sejumlah petani garam terpaksa melepas kincir angin karena tidak berproduksi dan menghindari akan kemungkinan hilangnya alat kincir garam.

Meski demikian, masih ada beberapa petani garam yang masih berusaha untuk memproduksi garam krosok. Namun, hasil produksinya sangat sedikit dibandingkan pada sebelum musim hujan.

BACA JUGA:Peringatan Rooney ke Ronaldo Soal Ribut dengan Erik Ten Hag: Tundukan Kepalamu!

Biasanya dalam sehari para petani bisa panen sebanyak 6 sampai 8 kwintal untuk sekitar lima petak tambak. Tapi dalam beberapa pekan ini hanya bisa panen 2 karung saja, itupun selama satu minggu.

Minimnya produksi garam pun berdampak pada melonjaknya harga garam krosok di tingkat petani yang memcapai Rp2.500 per kilo gram. Kenaikan harga ini tidak memguntungkan petani di tengah musim hujan yang tidak bisa memproduksi garam krosok.

Sejumlah stok garam di sejumlah gudang juga sudah dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan garam krosok ke sejunlah daerah.

"Produksi untuk tahun ini berkurang banyak, dan banyak yang gagal panen karena sekarang musim hujan,”ujar Kasdirah petani garam Pangarengan kepada radarcirebon.com, Minggu (13/11/2022).

BACA JUGA:Selebgram Makassar Inisial DN dan PI Dijual Muncikari, Tidak Tahu Pasang Tarif Berapa

Kategori :