Sehingga terjadi resonansi gelombang seismik yang berujung pada terjadinya amplifikasi atau penguatan guncangan gempa.
Gempa kerak dangkal juga sangat berpotensi menimbulkan rekahan permukaan (surface rupture) sehingga bisa lebih merusak bangunan di jalur sesar.
Bangunan apa pun yang dibangun di atas jalur sesar aktif akan mengalami kerusakan saat sesar mengalami pergeseran.
Gempa kerak dangkal umumnya diikuti serangkaian gempa susulan yang cukup banyak karena lapisan kerak dangkal batuannya relatif heterogen dan tergolong rapuh (brittle).
BACA JUGA:Siapkan Uang! Mobil Listrik Bekas G20 Dijual, Harga Segini
Batuan semacam ini jika mengalami deformasi atau patahan dapat memproduksi serangkaian gempa susulan.
Masyarakat perlu mewaspadai kawasan perbukitan dengan tebing curam yang dapat mengalami ketidakstabilan lereng (slope) saat terjadi gempa kuat.
Hal ini, karena saat hujan lebat, gempa susulan signifikan dapat memicu terjadinya longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rock fall).
Seperti diketahui, sampai dengan Jumat, 25, November 2022 pukul 06.00 WIB sudah terjadi 236 kali gempa susulan Cianjur.
BACA JUGA:Bermain Epik, Portugal Berhasil Kalahkan Ghana dengan Skor Tipis 3-2
Dengan magnitudo terbesar 4,2 dan paling kecil adalah 1,2. Hal itu berdasarkan data BMKG.
Mengenal Sesar Baribis Kendheng Cirebon 1
Sesar Baribis Kendheng Cirebon 1 melintasi kota-kota besar di Pantai Utara (Pantura) Jawa seperti Cirebon hingga Jakarta.
Dari penelitian, segmen Sesar Baribis Kendheng baru diketahui baru-baru ini dan ternyata adalah jalur sesar gempa aktif.
Karena itu, perlu penelitian serius mengenai jalur Sesar Baribis Kendheng tersebut, mengingat banyaknya kota dan permukiman di sepanjang kawasan tersebut.
BACA JUGA:Gempa Bumi Kembali Guncang Cianjur Berkekuatan 4,1 Magnitudo