MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Wilayah Kabupaten Majalengka juga memiliki potensi gempa bumi dengan adanya sesar aktif, naik turun hingga antiklin.
Oleh karena itu, masyarakat Kabupaten Majalengka mesti mengetahui potensi bencana gempa bumi dengan melihat leta yang ditampilkan pada gambar di atas.
Dengan mengetahui potensi gempa bumi di Kabupaten Majalengka dan wilayah mana saja yang rawan, tentunya dapat menjadi pedoman mitigasi termasuk saat mendirikan bangunan.
Dilansir dari peta yang dipublikasikan BPBD Kabupaten Majalengka, terdapat sesar aktif membentang mulai dari Sindangwangi sampai dengan Bantarujeg. Juga di wilayah Argapura, Banjaran, Rajagaluh, Panyingkiran, Sukahaji, Maja, Kasokandel.
BACA JUGA:Herwyn Beberkan Sejumlah Tantangan Bawaslu Hadapi Pemilu
BACA JUGA:Kehadiran Resto Berbahan Daging Anjing, Raden Hamzahiya: Merusak Nama Baik Cirebon
Kemudian sesar naik di wilayah Kecamatan Majalengka, Cigasong, Cingambul. Sesar naik turun, Kecamatan Majalengka, Maja.
Juga ada sesar gempa di wilayah Kecamatan Cingambul, Talaga, Cikijing, Malausma, Lemahsugih. Serta antiklin di wilayah Kecamatan Majalengka dan Maja.
Pada peta terlihat wilayah yang ditandai dengan warna merah muda dan oranye merupakan wilayah yang dilintasi patahan dengan Intensitas Guncangan berskala MMI VIII.
MMI adalah Modified Mercalli Intensity yang menggambarkan kekuatan gempa bumi. Juga menunjukkan indikator kerusakan yang mungkin terjadi akibat goncangan.
BACA JUGA:Wow! Tunjangan Anggota DPRD Indramayu Setiap Bulan Rp60 - Rp80 Juta
BACA JUGA:Tangani Pasca Gempa Cianjur, Wagub Uu Pastikan Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi
MMI merupakan Skala Mercalli yakni, satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini diciptakan oleh seorang vulkanologis dari Italia yang bernama Giuseppe Mercalli pada tahun 1902.
Skala Mercalli terbagi menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dari gempa tersebut dan juga dengan melihat serta membandingkan tingkat kerusakan akibat gempa bumi tersebut.
Oleh itu skala Mercalli adalah sangat subjektif dan kurang tepat dibanding dengan perhitungan magnitudo gempa yang lain.
Tetapi, MMI dapat menjadi gambaran bagi masyarakat awan mengenai seberapa besar gempa dirazakan.
BACA JUGA:Waduh! Nota Pembelaan Nikita Mirzani Ditolak Hakim Pengadilan Negeri Serang
BACA JUGA:Mengenal Flu Tomat, Virus yang Menyerang Anak-anak
Berikut adalah Skala Mercalli Potensi Gempa Bumi di Kabupaten Majalengka:
- MMI di bawah IV yakni Kecamatan Leuwimunding, Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya.
- MMI V, Kecamatan Palasah, Sindangwangi, Rajagaluh, Argapura, Sindang, Sukahaji, Jatiwangi, Kasokandel, Dawuan, Kadipaten, Kertajati, Lemahsugih, Malausma.
- MMI VI, Kecamatan Panyingkiran, Cigasong, Majalengka, Maja, Argapura, Banjaran, Bantarujeg, Talaga, Cikijing, Cingambul.
- MMI VII, Kecamatan Banjaran, Cikijing, Bantarujeg.
- MMI VIII, Kecamatan Banjaran.
BACA JUGA:Skala Upah Jadi Patokan Jawa Barat Tetapkan UMP 2023
BACA JUGA:Tol Cipali Disebut Paling Mematikan, Pengelola: Tidak Benar, Kecelakaan dan Fatalitas Turun
Sebagai informasi, penjelasan dari indikator MMI I adalah getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
Untuk MMI II, Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
MMI III, Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. MMI IV, Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
Sedangkan MMI V, Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
BACA JUGA:Kasus Asusila Mayor Bagas Oknum Paspampres Jadi Sorotan, Berapa Gaji dan Tunjangan Paspampres?
BACA JUGA:11 Koleksi Kebaya Karya Arief Rachmanto di CSB Fashion Week 2022
Berikutnya MMI VI, Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
MMI VII, tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik.
Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
MMI VIII, kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
BACA JUGA:Gara-gara BAB Balita Tewas Dibanting Pacar Ibunya di Apartemen Kalibata, Tega Banget!
Demikian potensi gempa bumi di Kabupaten Majalengka, adanya peta tersebut bukan untuk untuk membuat masyarakat takut, tetapi sebagai pengunggah kesadaran melakukan mitigasi bencana.