Hidup di Pulau yang Sama, Kenapa Jawa dan Sunda Beda Bahasa? (Bagian-1)

Jumat 23-12-2022,12:45 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

Tapi, waktu itu belum ada batas administratif provinsi sepeti Jabar, Jateng dan Jatim. Karena itu, semua orang yang disebut Jawa dan Sunda, sejatinya adalah orang Jawa atau orang yang tinggal di Pulau Jawa.

Berdasarkan catatan sejarah, begitu muncul kerajaan di Kutai, Kalimantan Timur, di wilayah Bogor dan sekitar Banten muncul Kerajaan Tarumanegara pada 358 sampai dengan 669 masehi.

Pusat Ibu Kota Kerajaan Tarumanegara berada di Jayasinghapura. Nah, kerajaan ini yang nantinya akan memberikan pengaruh besar terhadap Sunda.

Buku Takhta Raja-raja Jawa, Intrik Dalam Kekuasaan yang ditulis Dwi Lestari menyebutkan, selama masa kejayaannya Tarumanegara dipimpin 11 raja.

BACA JUGA:Video Kebaya Hijau Viral di TikTok, Link Sudah Tersebar Luas, Pemeran Seorang Model dan Selebgram

Yakni, Jayasingawarman (358-382 M), Dharmayawarman (382-395), Purnawarman (395-434 Masehi), Wisnuwarman (434-455 M), Candrawarman (515-535 M), Suryawarman (535-561 M), Kertawarman (561-628 M), Sudhawarman (682-639 M), Haruwangsawarman (639-640 M), Nagajayawarman (640-666 M), dan Linggawarman (666-669 M).

Bila diperhatikan, nama-nama raja di Tarumanegara selalu berakhirkan Warman. Sama persis dengan Raja Kutai Purba di Kalimantan yakni, Mulawarman.

Raja Mulawarman adalah putra dari Aswawarman, atau cucu dari Kudunga, raja pertama di Kutai. Dari nama Warman tersebut, pengaruh dari India sangat jelas terlihat.

Nama Warman tersebut berasal dari Bahasa Sansakerta yang biasa dipakai untuk nama-nama dari India Selatan.

BACA JUGA:BANSOS KEMENSOS 2023, Simak Daftarnya Ada Apa Saja dan Cara Cek Penerima atau Bukan

Raja Kudunga menggunakan nama Warman untuk melestarikan kasta ksatria. Kembali ke Kerajaan Tarumanegara, setelah Linggawarman meninggal dunia, takhta diserahkan kepada menantu yang bernama Tarusbawa.

Penyebabnya adalah, Linggawarman tidak memiliki anak laki-laki sebagai penerus takhta. Tetapi, di masa kepemimpinan Tarusbawa, kerajaan mengalami masa-masa kemunduran setelah ratusan tahun berada di era kejayaan.

Karena itu, Tarusbawa memutuskan mengubah nama kerajaan dan dipilihlah nama Kerajaan Sunda. Kerajaan Sunda dimulai di tahun 669 sampai dengan 1579 Masehi.

Perubahan nama ini, justru memicu terjadinya serangkaian pemberontakan karena beragam intrik dan ketidaksukaan. Bahkan wilayah Kerajaan Sunda yang bernama Galuh memutuskan untuk berpisah.

BACA JUGA:Cara Cek Bansos UMKM dari Kemensos Tanpa Terdaftar di banpresbpum.id

Saat itu, Galuh dipimpin oleh Wretikandayun yang dikenal memiliki pengaruh kuat. Sehingga upaya memisahkan diri dari Kerajaan Sunda berhasil.

Kategori :