BACA JUGA:Menyusul Sang Kakak Edi Baredi, Sutrija Meninggal Dunia, akan Dimakamkan di Cirebon
Terpisah, Ketua Harian DKM At-Tagwa Ahmad Yani memastikan bahwa pengurus Masjid At-Tagwa tidak pernah mengizinkan tertulis dan memfasilitasi acara syukuran parpol tersebut di Masjid At-Taqwa.
"Mereka melakukan aksi yang dinilai tidak etis yakni setelah sujud syukur mengeluarkan bendera lalu membentangkannya."
"Itu di luar kontrol seluruh pengurus masjid. Pengurus sama sekali tidak tahu, enggak menyaksikan langsung dan tidak memastikan juga berapa lama hal itu terjadi," ucapnya.
Ahmad Yani menuturkan, pihaknya sudah melayangkan surat keberatan kepada parpol tersebut atas kejadian membentangkan bendera partai di dalam Masjid At-Taqwa.
BACA JUGA:Waduh! Rozy Zay Hakiki Ungkap Jika Norma Risma Pernah Mengancamnya Sebelum Menikah
"Surat keberatan sudah Kami kirim ke mereka dan untuk tidak mengulanginya lagi. Karena membentangkan bendera partai di masjid adalah perbuatan tidak etis," tuturnya.
Menanggapi adanya sejumlah organisasi yang akan mempolisikan dan meminta mengganti Ketua DKM, Ahmad Yani menyebutkan, laporan itu harus jelas ditujukan kepada siapa.
"Bagi kami ini adalah satu hal yang perlu kami luruskan. Ketua DKM yang dimaksud itu siapa. Kalau ketua umum DKM At-Taqwa itu pak Sekda Kota Cirebon. Dibantu oleh saya sebagai ketua harian," sebutnya.
BACA JUGA:Momen Mengharukan Ibu Eny Dibawa ke RSJ, Mas Tiko Sampai Menangis
Masih kata Yani, pihaknya bersama Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Cirebon berencana akan mengumpulkan seluruh pengurus DKM se-Kota Cirebon.
"Insya Allah kami bersama DMI dalam waktu dekat atau mungkin dalam Minggu ini, kami akan mengumpulkan seluruh pengurus DKM se-Kota Cirebon untuk mendapatkan pencerahan dari Bawaslu dan KPU rambu-rambu seperti apa jelang pemilu, mana yang boleh dan tidak boleh bagi jamaah atau pengunjung di tempat ibadah," pungkasnya. (rdh)