"Ketika kerja di pabrik saya gabung komunitas masjid. Alhamdulillah pengalaman saya belanja online bermanfaat saya membantu teman komunitas yang butuh beli sesuatu di marketplace sampai bikin banyak kegiatan," ujar dia.
Berbekal pengalamannya bekerja dan belajar digital di Korea Selatan, Didi pun merapkan pengalamannya di Indonesia. Tahun 2014, Didi pulang ke Indonesia dan membuka usaha.
Didi memulai usahanya dari depot air mineral dan mendirikan LPK bahasa Korea. Namun, kedua usaha tersebut gagal hingga membuatnya berfikir keras.
BACA JUGA:Ayah dan Anak Ditabrak Bus di Cirebon, Jasa Raharja Serahkan Santunan, Kurang dari 10 Jam
Di tengah upaya Didi mencari solusi usaha lain, sang istri membantu dengan jualan online. Salah satunya baju muslim anak.
Dari semua produk yang dijual online, Didi melihat segmen baju muslim anak memiliki pasar yang bagus.
Didi bersama istri mulai mencari suplier terutama yang ada di dekat rumahnya yakni pasar Sandang Tegal Gubug.
BACA JUGA:Limbah Cucut, Ganggu Pemukiman Warga
"Dari usaha sebelumnya yang gagal sekitar Rp 2 juta saya kasih ke istri untuk diputar dan ternyata Alhamdulillah ada untung jadi Rp 6 juta."
"Dari semua jenis baju muslim ternyata yang kategori baju koko anak paling laku. Kami mulai fokus disitu," ujar Didi.
Bisnis di dunia digital perlahan mulai masuk ke Indonesia. Didi pun ikut mendaftar sebagai pedagang di marketplace shopee.
BACA JUGA:Bupati Cirebon Buka Festival Grebeg Cirebon Katon
Kemampuan digital yang dipelajari Didi selama bekerja di Korea Selatan membuahkan hasil.
Didi mulai kebanjiran pesanan di marketplace hingga suplier tidak mampu mengatasi permintaan Didi.
Didi mulai memperbaiki manajemen termasuk mengembangkan produknya. Dia menyebutkan, saat ini Mawar Fashion Cirebon menjual empat kategori busana muslim.