Sebut saja misalnya pemikir atau cendekiawan islam kawakan dari kalangan santri dan pesantren seperti KH. Abdurrahman Wahid, Cak Nun, KH. Mustofa Bisri, dan Nurcholis Madjid atau Cak Nur yang lahir dan tumbuh dari akar budaya pesantren.
Jika melihat kilas balik catatan historis sejarah bangsa kita, peran pesantren babakan tidak diragukan lagi dalam mengirimkan santri-santri terbaiknya ke medan pertempuran untuk merebut kemerdekaan dari penjajah.
Pada beberapa literatur penulis pernah menemukan, bahwa konon katanya kematian jendral Mallaby tidak terlepas dari keberanian seorang santri dari Babakan Ciwaringin.
Ini merupakan bukti Pesantren Babakan berkiprah di panggung sejarah bangsa, yang tidak hanya pada aspek intelektual dan transformasi keilmuan.
BACA JUGA:Hadir di Kota Cirebon, Mureeskin Clinic Bagikan Ratusan Paket Takjil Berbuka Puasa
Sebagai bukti sederhana bagaimana Pesantren Babakan telah ikut membentuk iklim intelektual dan transformasi keilmuan adalah dengan membaca tulisan-tulisan segar buku ini.
Yang empunya tulis dengan piawai mengkomparasi ilmu-ilmu sosial-saintifik dengan keilmuan pesantren.
Disajikan dengan lugas dan eksploratif memberikan inshigt baru tentang dunia pesantren terkhusus Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.
Buku yang terdiri dari lima bab dan masing-masing babnya mengulas berbagai macam isu-isu terkini seperti budaya, tradisi, spiritualitas, kebangsaan, keadilan dan peran perempuan di ruang publik.
BACA JUGA:Segera Terapkan Tanda Tangan Elektronik, Bakal Diberlakukan untuk Seluruh Perangkat Daerah
Peran perempuan dalam konteks pesantren, di bab empat buku ini mengistilahkannya 'keulamaan perempuan'.
Pesantren Babakan penyemai benih keulamaan perempuan, tepat sekali. Kongres Ulama Perempuan (KUPI) pertama diselenggarakan di Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon.
Meski demikian buku Pesantren Babakan masih jauh dari kata sempurna, sehingga masih perlu saran dan kritik yang segar dan dialektis dari para pembaca-penikmatnya.
Untuk itu, silahkan baca buku itu barang untuk memperluas cakrawala keilmuan yang kaitannya dengan dunia pesantren dan santri. (Sofyan Sururi)
BACA JUGA:Hebatnya Rupbasan Cirebon, Ciptakan Zona Integritas Cukup Hanya Melalui Aplikasi
*) Tentang Penulis: Sofyan Sururi, merupakan alumni Ponpes Assanusi Babakan Ciwaringin Cirebon. Mahasiswa di UIN Yogyakarta. Penulis/kontributor duniasantri.co dan Gusdurian Jogja bidang konten dan riset. Penerima hibah dana penelitian dari Perhimpunan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Yogyakarta pada tahun 2022.