Di Forum PBB, Ridwan Kamil Perkenalkan Toponimi dalam Manajemen Gempa Cianjur

Kamis 04-05-2023,09:00 WIB
Reporter : Moh Junaedi
Editor : Moh Junaedi

"Tantangan terbesar adalah transformasi dari manual ke digital. Kami berhasil menjawab tantangan itu dengan mengoordinasi 27 kabupaten/kota untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama," kata Ridwan Kamil.   

Menurut Ridwan Kamil, informasi yang dimiliki di Jawa Barat melalui toponimi digunakan untuk manajemen lahan yang lebih baik, membuat pengembangan dan perencanaan perdesaan yang lebih baik, serta melindungi sumber daya alam. 

Tahun lalu, kata Ridwan Kamil, saat gempa Cianjur terjadi, proyek toponimi digunakan sebagai alat bantu Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk merespons salah satu gempa besar di Indonesia. 

BACA JUGA:Hasil Polling Cawabup Pengganti Lucky Hakim Versi Radar Indramayu: Ady Setiawan Posisi Teratas

"Selama itu, sebagai Gubernur saya mencoba untuk melakukan assesmen mendalam atas kerusakan yang ditimbulkan gempa, lalu mencari sumber daya untuk melakukan evakuasi penyelamatan dengan cepat," katanya. 

Kemudian, bekerja sama dengan komunitas kebencanaan untuk mendata kebutuhan dasar, dan perlindungan bagi kelompok masyarakat rentan, sejalan dengan rehabilitasi infratruktur penting. 

Menurut Ridwan Kamil, yang pertama yang diperlukan dalam menangani gempa Cianjur adalah data. Dengan toponimi, data yang terkumpul menjadi lebih cepat. 

BACA JUGA:Partai Golkar dan PKB Siap Jadi Jembatan Komunikasi Antar Parpol

2

"Kami juga dapat membuat data berseri untuk mendistribusikan logistik, dengan mengombinasi semua aspek koordinasi yang penting, menggunakan data toponimi yang sudah dimiliki," sebut Ridwan Kamil. 

Dengan memiliki data toponomi ini, Jawa Barat lebih cepat merespons karena otoritas dapat mengecek sejauh mana kerusakan yang terjadi, distribusi logistik, lokasi kantor polisi terdekat, markas tentara, lokasi aman untuk evakuasi sementara. 

BACA JUGA:Gempa Bumi Berkekuatan 3.4 Magnitudo Guncang Kota Bogor

Dengan data rupa bumi dari aplikasi Sistem Informasi RupaBumi atau SINAR, distribusi bala bantuan dan koordinasi situasi kedaruratan sangat cepat dan responsif. 

"Sebagai contoh, jadi episentrum gempa bumi Cianjur kampung bernama Cieundeur. Dalam bahasa Inggris 'eundeur’ adalah 'bergetar' atau 'bergoyang'," sebut Ridwan Kamil.

BACA JUGA:Bus Nahas Bawa 30 Penumpang Santri Masuk Jurang di Sulteng

Dengan kata lain, masyarakat Kampung Cieundeur telah sangat lama memiliki kesadaran akan gempa bumi dilihat dari nama kampung mereka. 

"Sejarahnya, masyarakat lama di area itu telah menamai daerah mereka sesuai dengan seringnya gempa yang terjadi," kata Ridwan Kamil.

Kategori :