Karena dengan teknologi tersebut, semua kebutuhan pupuk yang biasa menggunakan feeling, bisa diberikan dengan takaran yang pas.
"Jadi pemberian pupuk tidak asal-asalan dan tidak banyak yang terbuang," imbuh pria kelahiran Cirebon yang kuliah S1 di Telkom University Bandung tersebut.
BACA JUGA:Tifa Intifada Palestine, Sosok Politisi Muda Golkar Masa Depan
BACA JUGA:SPBE Sumedang Akan Diterapkan di Kalimantan Tengah Bupati, Bupati Dony Langsung Terbang
Di beberapa daerah sebutnya, sudah menerapkan teknologi yang sedang diterapkan di kebun miliknya itu.
Menurut Novi, setiap daerah memiliki masalah yang bersifat khusus atau spesifik dan sehingga dengan ternologi masalah tersebut bisa terpecahkan.
"Misalnya di Brebes, tanaman tidak boleh kelebihan air jadi kita bisa tahu takaran yang pas dengan teknologi ini," paparnya.
Untuk jangka panjang, pertanian Love Green yang dibangun dengan menggunakan teknologi IoT ini, berharap menjadi edukasi bagi masyarakat luas.
BACA JUGA:Duet FK UGJ-RS Waled Hadirkan Duet Guru Besar di Dua Kegiatan Ilmiah
Dengan adanya Love Green, masyarakat umum bisa mengerti tentang penerapan teknologi di bidang pertanian.
"Lewat Love Green, saya ingin menciptakan masyarakat yang mengerti tentang pertanian dan tertarik untuk menjadi pelaku," harapnya.
Saat ini, Love Green yang sedang dibangunnya itu berada di Desa Wanayasa, Kecamatan Beber, kabupaten Cirebon.
Beberapa tanaman yang ada di Love Green, tumbuh dengan subur karena teknologi.
BACA JUGA:Tebar Promo, Makin Istimewa dan Hemat dengan MyPertamina