INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM – Setelah Partai Masyumi bubar, sejumlah tokohnya banyak yang memilih jalannya sendiri-sendiri, termasuk Panji Gumilang.
BACA JUGA:Jamaah Tertua Indonesia Sudah Tiba di Madinah, Begini Kondisinya
Moh Natsir misalnya, lebih memilih untuk meneruskan perjuangan ke jalan dakwah Islam, sehingga di dunia internasional pun cukup disegani. Begitu juga dengan Panji Gumilang yang mengambil jalan dakwah.
Jalan dakwah yang diambil Panji Gumilang lebih kepada pemberdayaan masyarakat melalui pondok pesantren.
BACA JUGA:Terima Dubes China, Ridwan Kamil Ingin Perpanjang Kerja Sama
Dikutip dari tulisan Dahlan Iskan yang berjudul “Zaytun Deposito”, Panji Gumilang menghabiskan energinya untuk Al-Zaytun.
“Tidak mudah, bagi seorang tokoh yang mengambil jalan tengah ditengah-tengah komunitas kanan. Tapi, tapi menjauhi bandul kanan. Kadang bandulnya terlalu jauh dari kanan. Melukai yang kanan,” tulis Dahlan Iskan.
BACA JUGA:Cirebon-Jember Bisa Ditempuh dengan Kereta Api, Inilah Rute dan Jadwal Terbaru KA Ranggajati 2023
Begitu besar hambatannya. Ia seperti terus menyimpan api di dalam sekam. Yang setiap tahun, menjelang penerimaan siswa baru, meletus ke atas permukaan.
“Tapi ia jalan terus,” tambah tulisan Dahlan.
BACA JUGA:Mantan Menteri Era Orde Baru dan Gus Dur, Sarwono Kusumaatmadja Meninggal Dunia
Kata Dahlan, perputaran uang di Al-Zaytun mencapai Rp 500 miliar setahun. Namun, dengan melimpahnya uang tersebut, Panji tetap fokus pada pengembangan pendidikan. Tidak mau masuk politik.
Bagaimana Zaytun bisa berkembang begitu cepat–meski belakangan kalah cepat dengan pesantren NU seperti Amantul Ummah di Pacet, Mojokerto dan Bina Insan Mulia di Cirebon?
"Saya diajari pengusaha Tionghoa Robert Tantular," ujarnya Panji kepada Dahlan.
BACA JUGA:Inilah Alasan Panji Gumilang Mengagumi Sosok Presiden RI ke-2 Soeharto
Dahlan mengenal Robert Tantular sang pemilik bank CIC yang agresif. Bank itu termasuk yang akhirnya dilikuidasi dan masuk BPPN.
Salah satu kiat yang diajarkan Robert adalah pakailah back-to-back. Uang jangan dipakai. Masukkan deposito di bank. Pinjam uang dari bank untuk segala macam proyek. Jaminannya deposito itu.
“Sejak itu uang Al-Zaytun selalu tersimpan utuh di bank. Sebelum CIC bermasalah, Panji sudah memindahkan uang Al-Zaytun ke bank pemerintah,” beber Dahlan.
BACA JUGA:Api di Rest Area Tol Cipali Belum Juga Padam, Pemilik Tenant Diberi Konpensasi
Setiap kali dapat penghasilan, uangnya ia masukkan ke bank. Didepositokan. Dijadikan back-to-back untuk membangun apa saja.
Kian tahun depositonya kian besar. Proyeknya pun kian besar.
Lalu, saat bertemu dengan Panji, Dahlan pun sempat bertanya berapakah jumlah uang deposito Al-Zaytun di bank sekarang ini?
BACA JUGA:Arisan Online Makan Korban Lagi, Kali Ini Menimpa Puluhan Warga Kota Cirebon
Panji hanya menjawab diiringi tawa kecil. "Saya tidak tahu," katanya.
"Saya selalu mengatakan baru akan mengizinkan membuka angka deposito itu setelah 25 tahun," imbuh Panji kepada Dahlan.
Dan deposito berumur 25 tahun itu jatuh pada tahun depan. (*)