MinyaKita Kurang Laku di Pasar Baru Kuningan, Pedagang Pilih Jualan Minyak Goreng Jenis Ini

Pedagang di Pasar Baru Kuningan lebih memilih menjual minyak goreng curah dari pada MinyaKita.-Andre Mahardika-RADARCIREBON.COM
KUNINGAN, RADARCIREBON.COM - Ketersediaan minyak goreng bersubsidi MinyaKita di Pasar Baru Kuningan, kurang diminati pedagang pasar.
Bahkan, mayoritas diantaranya sengaja tidak berani menyetok MinyaKita karena takut bermasalah dengan pemerintah.
"Kalau kata pemerintah harus jual segitu ya segitu, takut kan, kalo mahal mahal. Nah, saya tidak mau berurusan. Jualannya juga MinyaKita mah susah, dari Indomarco juga kadang dikasih kadang tidak, tidak sesuai dengan pesanan, tidak semuanya pesen, dijatah,” kata Yani Rohayani, seorang pedagang di pasar tersebut, Kamis 13 Maret 2025.
BACA JUGA:Jalin Silaturahmi, ABUJAPI Ciayumajakjning Gelar Buka Bersama
BACA JUGA:Temukan 240 PJU Mati Sepanjang Pantura Cirebon, Dishub Berjanji Bakal Perbaiki
BACA JUGA:Dilantik Siska Gerfianti, Kini Susi Gantini Resmi Menjabat Ketua TP PKK Sumedang
"MinyaKita saya hanya punya yang dua kilo saja, soalnya kan harus sesuai dengan penjualan yang ditargetkan oleh pemerintah.”
"Kalau yang satu liter sih, saya tidak pernah jual lagi, karena pembelian lebih mahal daripada yang ditargetkan oleh Pemerintah, jadi takut," imbuhnya.
Dia mengatakan, harga MinyaKita di tingkat pasar tradisional, sudah lebih tinggi dari harga eceran tertinggi.
Seharusnya MinyaKita dijual Rp 15.700. Sedangkan pedagang pasar harus membeli Rp 17.500,dari luaran alias rangkaian distribusi.
"Kan dari pemerintah tuh Rp 15.700 ribu, kemaren saya terakhir tuh belinya Rp 17.500. Kalau ngikut pemerintah ya rugi," katanya.
BACA JUGA:Apa Itu Operasi Modifikasi Cuaca? Berikut Penjelasan Ahli Muda BPBD Jabar
"Adanya stok saya tuh hanya yang dua liter, penjualannya juga susah. Lebih cepat yang curah," tambah Yani.
Oleh karenanya, para pedagang cenderung lebih berani menyetok minyak goreng curah yang kemudian ditakar menjadi tiga kategori eceran.
Untuk minyak goreng curah bungkusan seperempat kilo dibandrol dengan harga lima ribu rupiah. Kemudian berat setengah kilo dijual sepuluh ribu rupiah, sedangkan berar dua kilo dijual duapuluh ribu rupiah.
Bahkan, jika pembelian dalam jumlah banyak, pedagang akan kembali menurunkan dalam arti memberikan diskon pada harga jualnya.
BACA JUGA:Sengketa Tanah di Cirebon, Gang Sawo Diklaim Milik Pribadi, Akses Jalan Warga Terancam Ditutup
BACA JUGA:Cara Mengajukan Pinjaman di Kantor Pos untuk Pensiunan PNS, TNI, POLRI, dan UMK
"Untuk minyak curah, satu hari satu drum, 180 kilogram rata-rata habis sehari. Ini saya bungkusin buat yang dijual lagi ya. Kalau belinya bawa jerigen, harganya dikurangi, beda lagi," jelasnya.
Trik tersebut berhasil, lantaran dalam sehari, dirinya mampu menjual minyak goreng curah dalam satu drum dengan isi 180 kilogram.
Beranjak ke kios lainnya, milik Danar tidak terlihat stok minyak goreng, baik minyak kita ataupun minyak goreng curah.
Meskipun tidak mengetahui alasan apapun, grosirnya sudah tidak menjual minyak goreng apapun sejak sepekan terakhir. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: reportase