"Lembaga kharismatik ini, dasar negaranya Pancasila. Lembaga politik dasar negaranya Pancasila," tegasnya.
BACA JUGA:Datangi Pameran di Korea, Sekda Hilmy Bangga Ketemu Industri Olahan Pangan dari Cirebon
Dia juga menjelaskan bahwa Al Zaytun merupakan pusat pendidikan, pengembangan budaya toleransi dan perdamaian menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.
Panji Gumilang juga menyindir orang dan lembaga tertentu yang ingin menguasai Al Zaytun. Menurutnya, itu adalah keinginan yang tidak masuk akal dan melanggar hukum.
Seandainya Al Zaytun berhasil diambil alih oleh lembaga atau organisasi tertentu, menurut Syekh Panji, yang mengambil alih itu tidak akan mampu menjalankannya.
Sebab, menurut dia, organisasi dan lembaga yang ada hanya akan menampilkan keegoisan. Sementara yang ada di Al Zaytun, menurut dia, adalah sifat kebersamaan.
"Mendirikan pendidikan seperti ini, itu bukan 'aku'. Kalau 'aku', lemah. Tapi 'kita', supaya kuat," tegasnya.
Di sisi lain, Ken Setiawan, alumni Al Zaytun, salah satu penentang utama Panji Gumilang. Dia mengaku pernah jadi bagian dari NII KW9.
Ken Setiawan mengatakan bahwa dirinya sudah putus asa membahas Al Zaytun. Dalam sebuah wawancara dengan tvOne, Ken menyebut Al Zaytun terlalu sakti.
"Kami melihatnya sudah berlarut-larut. Sebenarnya pesimis kalau persoalan Al Zaytun, karena menurut saya Al Zaytun terlalu sakti. Karena produk politik, ada tokoh-tokoh besar di belakangnya," tuturnya dikutip dari kanal Youtube tvOneNews.
Pihak Al Zaytun sendiri sudah berkali-kali membantah berbagai tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Bahkan, sudah ada tokoh-tokoh besar yang juga ikut bicara.
Kivlan Zen dan Moeldoko adalah di antaranya. Dua tokoh militer ini dikenal dekat dengan Panji Gumilang dan Al Zaytun. Kivlan Zen bahkan pernah jadi dosen di Institut Agama Islam (IAI) Al Zaitun Indonesia.
BACA JUGA:LIBURAN MURAH SATU ARAH, Tiket Masuk Mulai Rp8 Ribu, Cek Lokasinya
BACA JUGA:LONG WEEKEND Seru di Cirebon, 4 Pilihan Wisata di Jl Siliwangi, Bisa Jalan Kaki