NGERI, Keburukan Syekh Panji Gumilang Dikuliti Mantan Anggota NII, Begini Katanya

Selasa 06-06-2023,18:00 WIB
Reporter : Asep Kurnia
Editor : Asep Kurnia

Mengenai tuduhan Al Zaytun menyebarkan paham NII, Syekh Panji Gumilang menolak anggapan tersebut.

Hal tersebut dibantah dengan pelaksanaan peringatan Hari Lahirnya Pancasila yang kerap dilaksanakan setiap tahun di Al Zaytun. 

BACA JUGA:Erick Thohir Sudah Janji, Ada Jatah 10 Persen untuk Palestina Tapi Ingat, Pertandingan Tetap Serius

"Kalau yang diisukan itu, tentunya tidak bakal menanamkan nilai-nilai Pancasila ke masyarakatnya. Yakni masyarakat pendidikan," katanya.

Syekh Panji Gumilang menegaskan, yang diperingati di Al Zaytun adalah dasar negara Indonesia yang diproklamirkan 17 Agustus 1945.

"Setiap tahun kita peringati. Hal yang biasa kita lakukan," ujarnya.

Menurutnya, lembaga pendidikan harus menjadi lembaga karismatik. Dia mengatakan, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ada lembaga karismatik dan politik.

BACA JUGA:MATI-MATIAN! Dapat Uang Belasan Juta, Warga Bela Al Zaytun dan Syekh Panji Gumilang: Saya Butuh Perut Kenyang

2

Lembaga karismatik ini, lanjutnya, harus menerobos lewat gagasan dan ide. Mengontrol lembaga politik. Supaya tidak bergeser dari dasar negara.

"Lembaga kharismatik ini, dasar negaranya Pancasila. Lembaga politik dasar negaranya Pancasila," tegasnya.

Dia juga menjelaskan bahwa Al Zaytun merupakan pusat pendidikan, pengembangan budaya toleransi dan perdamaian menuju masyarakat sehat, cerdas dan manusiawi.

Panji Gumilang juga menyindir orang dan lembaga tertentu yang ingin menguasai Al Zaytun. Menurutnya, itu adalah keinginan yang tidak masuk akal dan melanggar hukum. 

BACA JUGA:Surat Terbuka Connie Rahakundini Bakrie untuk Syekh Panji Gumilang Soal Nama Kapal, Begini Isinya

Seandainya Al Zaytun berhasil diambil alih oleh lembaga atau organisasi tertentu, menurut Syekh Panji, yang mengambil alih itu tidak akan mampu menjalankannya.

Sebab, menurut dia, organisasi dan lembaga yang ada hanya akan menampilkan keegoisan. Sementara yang ada di Al Zaytun, menurut dia, adalah sifat kebersamaan.

"Mendirikan pendidikan seperti ini, itu bukan 'aku'. Kalau 'aku', lemah. Tapi 'kita', supaya kuat," tegasnya.*

Kategori :