INDRAMAYU, RADARCIREBON.COM - Syekh Panji Gumilang menginstruksikan sementara ini Mahad Al Zaytun kembali ke pola-pola tradisional dalam hal keuangan.
Langkah ini diambil Syekh Panji Gumilang dalam hal keuangan. Bahkan Wali Santri yang masih memiliki hubung kait dengan urusan biaya, diminta melakukan pembayaran secara konvensional.
Pasalnya, beberapa rekening Mahad Al Zaytun dalam status dibekukan oleh Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Bukan hanya rekening mahad, tetapi juga Syekh Panji Gumilang pribadi. Sehingga kondisi keuangan menjadi tersendat.
Masalahnya, kebutuhan dana di Al Zaytun setiap bulannya mencapai kurang lebih Rp 10 miliar.
Bahkan, Syekh Panji Gumilang menginstruksikan wali santri untuk melakukan setor tunai ke bendahara. Dengan adanya uang masuk itu, biaya pendidikan di Al Zaytun dan operasional dapat tetap terbayar.
"Kepada wali santri yang memiliki hubung kait keuangan dengan mahad agar menggunakan cara tradisional setor tunai ke bendahara," kata Syekh Panji Gumilang, dalam amanat yang dikeluarkan pada Kamis, 13, Juli 2023.
Dipaparkan Syekh Panji Gumilang, kebutuhan anggaran di Al Zaytun satu bulan sangat lah besar. Ini hanya untuk kebutuhan pendidikan saja.
BACA JUGA:Muhammadiyah Bisa Dilibatkan dalam Pembinaan Ponpes Al Zaytun
Dari negara yang bersumber bantuan operasional sekolah (BOS) hanya mencukupi sekitar 40 persennya saja, yakni Rp 4 miliar. Sedangkan kebutuhan total bulanan antara Rp 9-10 miliar.
Selama ini, kaa syekh, kekurangan pendanaan itu, bisa dipenuhi secara mandiri dengan beragam kegiatan ekonomi dan penyediaan pangan secara mandiri.
"Cukup kita hitung sumber daya sendiri untuk pengadaan ikan, beras, daging dan lainnya. Enteng," kata syekh, pada kesempatan lain.
Selain kebutuhan pangan, biaya di Mahad Al Zaytun setiap bulannya yang cukup besar adalah untuk gaji. Sebab, mencapai Rp 4,2 miliar per bulan.
BACA JUGA:PPDB Curang, Menko PMK: Orang Tua Harus Sadar, Jangan Ajarkan Jadi Koruptor