CIREBON, RADARCIREBON.COM - Air Mawar dan boreh sudah menjadi kosmetik penting untuk putri Keraton Cirebon dan sudah digunakan sejak dulu.
Lulur yang dibuat dengan bahan alami tersebut, masih digunakan sampai dengan saat ini. Terutama untuk ritual khusus untuk Maulid Nabi Muhammad SAW atau Muludan.
Air Mawar disimbolkan sebagai air ketuban saat seorang perempuan hendak melahirkan. Kemudian lulur yang dibuat, biasa digunakan untuk perawatan dan pemulihan pasca melahirkan.
Hal yang menarik adalah pembuatan kosmetik tradisional untuk keperluan ritual Muludan tersebut, dibuat jauh-jauh hari.
Misalnya boreh, proses pembuatannya sudah dilakukan sejak pekan ini. Ada bahan-bahan alami seperti bubuk kayu cendana dan lainnya.
Kemudian gaharu yang ditumbuk dan dijadikan menjadi serbuk. Ini merupakan bagian dari campuran pembuatan boreh.
Selain itu, ada juga bahan ritual lainnya. Yakni, proses pembuatan Nasi Jimat misalnya. Dilakukan dengan cara mengupas beras utuh. Tradisi ini dulu dilakukan perawan sunti.
Namun, karena sudah tidak ada lagi perawan sunti di lingkungan keraton, sehingga diganti oleh ibu-ibu yang sudah menopouse atau tidak menstruasi lagi.
BACA JUGA:Sebelum Beli, Yuk Cek Perbedaan iPhone 15 Pro dan iPhone 15 Pro Max! Bandingkan Dulu
Menariknya, beras untuk Nasi Jimat tersebut dikupas satu per satu sembari membaca salawat dan dimasak dengan minyak kelapa.
Selain mempersiapkan lauk pauk dan Nasi Jimat, juga ada persiapan bahan untuk pelaksanaan ritual.
Misalnya penyediaan air mawar yang merupakan bagian dari arak-arakan saat Panjang Jimat dilaksanakan.
Bukan tanpa arti, air mawar melambangkan air ketuban, karena ibu yang melahirkan diawali dari proses ini.
BACA JUGA:Harga Terbaru iPhone 15 Yuk Intip Dulu, Pilih yang Mana?