Pihak Indonesia mencoba melakukan negosiasi dengan para pembajak. pemerintah seolah-olah akan memenuhi tuntutan-tuntutan mereka.
BACA JUGA:Harga Sepatu Bola Daisuke Sato, Produk Bandung yang Bikin Bobotoh Salfok dengan Bahan Istimewa
Tak lama kemudia akhirnya Kopassandha datang. Pasukan khusus itu berhasil menyerbu masuk pada pukul 03.00 pagi. Dan pesawat pun bisa dikuasai.
Memang baku tembak tak dapat dihindari. Kelima pembajak tewas dalam baku tembak itu. Namun, Letnan Satu Achmad Kirang juga gugur. Setelah dia ditembak di bagian perut yang tidak ditutupi rompi antipeluru.
Selain itu, sang pilot Herman Rante pun tewas dalam baku tembak itu. Untungnya, para penumpang tidak ada yang cedera dalam baku tembak. Mereka pun segera diamankan.
Hebatnya, pasukan antiteror yang dibentuk dadakan itu mampu melumpuhkan para pembajak dalam waktu 3 menit saja!
BACA JUGA:Karnaval ‘Serangga’ dan Penghargaan WBTB, Ada Makna Filosofis di Pekan Kebudayaan Jabar
Seminggu kemudian, Imran ditangkap. Ia dieksekusi pada tahun 1983.
Bak dalam cerita film, pembajakan ini merupakan aksi terorisme berbasis jihad pertama yang terjadi di Indonesia.
Itulah kisah pembajakan yang pernah terjadi di Indonesia. Pembajakan pesawat Garuda Indonesia DC-9 dengan nomor penerbangan 206, registrasi PK-GNJ 'Woyla'.(*)