RADARCIREBON.COM - Siapakah sebenarnya Bagus Rangin? Apakah hanya sekadar pemberontak kriminal, seperti catatan Inggris dan Belanda? Atau justru Bagus Rangin adalah tokoh penting bagi masyarakat Sunda dan Cirebon?
Ada tulisan menarik dari, Muhammad Abdul Karim. Sejarawan muda dari Universitas Indonesia (UI) ini menulis tentang sosok kontroversial itu dalam aplikasi Quora.
Dia pun mengawali tulisannya dengan mengutip buku Sejarah Penaklukan Jawa yang ditulis Major William Thorn pada tahun 1815. Dalam buku tersebut di halaman 144-145 menyebutkan beberapa kutipan, yakni:
“Sementara itu, perhatian Pemerintah Inggris (tahun 1811) teruju pada seorang pemberontak terkenal, yaitu Bagus Rangin, yang di daerah perbukitan Indramayul telah menggalang satu pasukan besar pemberontak”.
BACA JUGA:Gelar Musdesus, Desa Sindanglaut Mendukung CDOB Cirebon Timur
“Banyak di antara mereka adalah tentara desertir dan buronan dari pasukan Prancis terakhir, yang setelah pertempuran di Cornelis (Jatinegara), melarikan diri ke daerah rawa-rawa dan hutan”.
“Kepala pemberontak yang licik ini, yang selama enam tahun luput dari semua pengejaran. Dan mengalahkan setiap upaya yang dilakukan untuk menangkap orang ini oleh Pemerintah Belanda”.
“Menampilkan dirinya di hadapan orang banyak yang mudah percaya sebagai nabi dan pendeta agung (ulama besar maksud si penulis). Sehingga mendapatkan kesetiaan total pengikutnya”.
“Di mana pun ia terdesak dia menemukan tempat persembunyian yang aman di daerah pegunungan”.
“Demikian kuatnya fanatisme orang-orang setempat, dan pemujaan mereka terhadap kesaktian penipu ini. Sehingga semua godaan berupa hadiah yang ditawarkan bagi siapa yang menangkapnya, tidak bisa membujuk pengikutnya untuk menangkap atau mengkhianati dia”.
Demikian seperti yang dituliskan oleh Major William Thorn pada tahu 1815 dengan judul Sejarah Penaklukan Jawa pada halaman 144-145.
Jadi siapa sebenarnya Bagus Rangin itu? Menurut Muhammad Abdul Karim, Bagus Rangin adalah penerus perlawanan Pangeran Suryawijaya (Raja Kanoman Cirebon).
Ia berasal dari Demak, Blandong, Rajagaluh, Majalengka. Putra Sentayem itu dilahirkan pada tahun 1761.
BACA JUGA:Pasar Caplek Diresmikan, Ini Harapan Bupati Cirebon