MAJALENGKA, RADARCIREBON.COM - Melihat landas pacu Bandara Kertajati dari udara memberikan sudut pandang berbeda, memanjang sejauh 3.000 meter dan membuat bangunan terminal 96 ribu meter persegi jadi terlihat mungil.
Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati memang ditunjang dengan landas pacu atau runway sepanjang 3.000 x 60 meter, sehingga mampu didarati pesawat berbadan besar.
Landas pacu tunggal tersebut, pernah didarati pesawat kargo terbesar di dunia Antonov AN-124. Dengan spesifikasi tersebut kini critical aircraft yang dapat ditangani adalah B777-300, B747/B737.
Bila melakukan perjalanan udara ke Bandung, pemandangan Bandara Kertajati dari udara bisa terlihat. Bersamaan dengan Tol Cipali, setelah itu Tol Cisumdawu.
BACA JUGA:Tak Perlu Menunggu dari Pihak Desa, Inilah Cara Melihat Tagihan PBB Secara Online
Keberadaan landas pacu tersebut menjadi modal Bandara Kertajati melayani penerbangan internasional juga domestik yang akan berlangsung pada 29 Oktober 2023 nanti.
Peralihan penerbangan tersebut merupakan penataan rute di wilayah Jawa Barat yang dilakukan berdasarkan jenis pesawat.
Sehingga seluruh penerbangan pesawat jet dialihkan ke Bandara Kertajati. Termasuk penerbangan internasional yang telah beroperasi terlebih dahulu.
Yakni penerbangan dengan rute Kertajati - Kuala Lumpur yang beroperasi sejak Mei 2023.
BACA JUGA:Sujiwo Tejo Minta Dibujuk Lakukan Sholat, Begini Jawaban Tegas dan Lugas Ustad Das’ad Latif
Direktur Operasi Angkasa Pura II, Wendo Asrul Rose menjelaskan, Bandara Kertajati akan dipersiapkan untuk beroperasi penuh bakal memiliki jam operasional selama 11 jam pada 29, Oktober 2023.
"Jam operasional ini fleksibel mengikuti kebutuhan dari teman-teman maskapai," kata Wendo di Webinar Forum Merdeka Barat.
Dari sisi teknis, bandara ini mampu melayani 20 pergerakan pesawat per jam. Sebab memilik runway dengan panjang 3.000 x 60 meter dan apron 22 parking stand untuk 4 pesawat wide body dan 18 narrow body.
Saat ini, Bandara Kertajati memiliki luas bangunan terminal 96.280 meter persegi dengan kapasitas 5,6 juta pax per tahun.
BACA JUGA:Bahlil: TikTok Tak Punya Izin Usaha e-commerce, Tapi Media Sosial