4. Selain gampang menanamnya, Kaliandra Merah juga cepat dipanen. Rata-rata setelah setahun penanaman, per 6 bulan tumbuhan yang gampang hidup susah mati ini, bisa dipanen.
Apalagi jika ditanam di media tanah yang subur, tumbuhan ini cepat besar. Juga minim sekali perawatan. Artinya cepat besar dan sedikit biaya. Cocok untuk dibudidayakan.
5. Nilai ekonominya juga lumayan bagus. Dalam satu batang pohon, rata-rata mampu menghasilkan 5 kg per 6 bulan atau sekali panen.
Sekarang harga per 1 ton Kaliandra Merah di Cingambul Majalengka, dijual sekitar Rp 1 juta. Jika memiliki 200 batang pohon saja, bisa menghasilkan 1 ton.
BACA JUGA:Ada Penerbangan ke Bandara Kertajati, 7 Daerah Ini Bakal Jadi Sasaran Promosi dari Pemkab Majalengka
Untuk 200 batang pohon, hanya membutuhkan lahan 200 meter persegi. Karena jarak tanam antar batang pohon cukup 1 meter.
Hanya saja soal harga itu belum pasti. Masih bisa jadi lebih rendah dan kemungkinan lebih tinggi. Tentu jika sudah diupayakan secara serius, harga tersebut akan berubah dengan sendirinya. Mengikuti mekanisme pasar.
Seperti lagi ramai dibicarakan, Jepang akan menarik pembiayaan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Termasuk yang ada di Bangladesh dan Indonesia. Langkah itu sebagai upaya mempercepat penggunaan bahan bakar fosil.
Seperti dikutip Bloomberg, Jepang Sabtu akan berhenti memberikan pinjaman untuk proyek ekspansi batu bara Matarbari 2 di Bangladesh dan PLTU Indramayu di Indonesia. Begitu pernyataan yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Jepang.
BACA JUGA:5 Alasan Pohon Pepaya Tidak Boleh Ditanam di Depan Rumah, Pemilik Bisa Sakit-sakitan
Bahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut angkat bicara terkait langkah Jepang menghentikan pinjaman proyek PLTU Indramayu tersebut.
Menurutnya, pemerintah akan tetap mendorong kebutuhan listrik secara nasional. Apalagi, saat ini pemerintah juga akan meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung Waduk Cirata yang rencananya akan diresmikan dan bakal beroperasi pada November 2023.
“Sekarang ini kita mulai bergeser ke energi hijau, ke hidropower, solar panel. Saya kira di Jawa Barat ada yang mau kita resmikan di Cirata, kemudian energi angin, geothermal itu yang kita berikan prioritas. Kalau ada PLTU itu harus super critical semuanya, standar-standarnya itu saya kira di kementerian ESDM tau semua,” katanya kepada wartawan.
Memang baru Jepang yang menghentikan pinjamannya proyek PLTU batu bara di Indramayu. Tapi suatu ketika akan diikuti oleh PLTU-PLTU lainnya. Menghentikan pembiayaan untuk pembelian batu bara.
BACA JUGA:Tanaman yang Ada Dalam Alquran, Dianjurkan Ditanam di Rumah, Ada yang Bisa Mengusir Sihir
PLTU Cirebon pun sedang menunggu waktu. Setidaknya pelan-pelan harus mulai mengurangi penggunaan batu bara. Sedikit demi sedikit beralih ke sumber energi baru terbarukan.