CIREBON, RADARCIREBON.COM - Lari disebut sebagai salah satu olahraga paling sederhana. Tapi, ternyata tidak sesederhana kelihatannya.
Itu karena ada beberapa teknik lari yang harus dipelajari. Beberapa hal akan mempengaruhi kulitas lari.
Salah satunya pronasi atau cara kaki mendarat dan berguling saat membentur tanah. Pronasi bersifat unik pada setiap orang.
Ridwan, salah satu pelari di komunitas Cirebon Runners (CORE) menyadari memiliki tipe lari Underpronasi (supinasi).
Untuk itu, ia pun mulai memperbaiki tipe lari ini dengan menggunakan sandal saat berlari.
BACA JUGA:Pernyataan Resmi Mie Gacoan Soal Video Mie Belatung di Cabang Cirebon, Simak di Sini
BACA JUGA:Tak Usah Khawatir Obesitas, Ini 3 Lemak Sehat untuk Menurunkan Berat Badan
Niat awal memperbaiki form lari, tapi akhirnya Ridwan bisa menjadi orang pertama yang menyelesaikan Maraton 42 kilometer dengan mengenakan sandal di Borobudur Maraton 2023 lalu.
November 2020 menjadi kali pertama Ridwan menggeluti lari. Di tahun yang sama pula ia mulai bergabung dengan CORE.
Di tahun pertama ia hanya rutin lari bersama komunitas dengan tujuan kesehatan. Seiring berjalannya waktu, ia menginginkan lari dengan progres.
Untuk itu di tahun Februari 2022 Ridwan memutuskan untuk mengikuti coaching lari.
BACA JUGA:Pantau Situasi Kabupaten Cirebon, Kapolresta Patroli Gunakan Sepeda Motor
BACA JUGA:Promo Pembelian Honda Vario 160 di Jawa Barat Sepanjang Bulan Januari
"Dari coaching ini saya baru mengetahui tipe lari sangat mempengaruhi kualitas lari," ungkapnya.
Pronasi atau cara kaki mendarat dan berguling saat membentur tanah memiliki tiga tipe. Mulai dari netral, under pronasi (supinasi), dan overpronasi.