“Banjir sama kaya di tahun 2018 lalu, namun masih kategori belum parah. Karena yang dulu di Kecamatan Ciledug banjir sampai seminggu hingga 10 hari. Kalau sekarang mudah-mudahan cepat surut,” tuturnya.
Sementara itu, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengatakan, jumlah korban akibat banjir sudah terdata.
BACA JUGA:Rekomendasi Olahraga Terbaik Untuk Orang Tua
BACA JUGA:3 Pemain Naturalisasi Jalani Sumpah WNI 12 Maret 2024, Thom Haye dan Ragnar Kompak Pakai Batik
“Sudah terdata, semua ada 36 desa di 9 kecamatan yang terendam banjir,” ujar Drs H Imron MAg saat turun ke lokasi.
Imron mengatakan, terdapat 83 ribu jiwa yang ikut terdampak pada banjir tahun ini.
Penyebab banjir, kata Imron, akibat luapan air Sungai Cisanggarung dan Ciberes setelah terjadi hujan lebat di wilayah Kuningan.
"Senderan Cisanggarung rendah sehingga limpasan air mengenai pemukiman warga. Ada 83 ribu jiwa dan 20 ribu rumah yang terdampak,” ungkapnya.
BACA JUGA:Gempur Rokok Ilegal, Bea Cukai Cirebon Musnahkan 20 Juta Batang Rokok
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon Dr Deni Nurcahya mengatakan, banjir terjadi saat malam hari.
“Banjir mulai masuk pemukiman itu pada jam 7 malam (Selasa malam, red) setelah terjadi luapan Sungai Ciberes. Pertama Desa Ciuyah, lalu Ambit,” kata Deni Nurcahya.
Kemudian menjelang Rabu dini hari 6 Maret 2024 pukul 00.00 WIB, air mulai menggenangi rumah warga.
"Jam 12 malam itu mulai kena Ciledug, Cilengkrang, kemudian ke Pabedilan,” ujarnya.
BACA JUGA:Jelang Persib vs Persija, Rezaldi Hehanusa Dapat Pesan Khusus dari Bojan Hodak
Ketinggian banjir bervariasi, mulai dari 20 cm hingga 2 meter. Deni membenarkan ada dua orang meninggal saat terjadi banjir.
"Satu orang dari Desa Ambit. Saat lagi evakuasi di Desa Ciuyah, korban terpeleset lalu terjatuh. Kemudian ada yang meninggal di Desa Karangsari karena tersetrum,” terang Deni.