Namun selama jadwal pengairan tersebut, sekitar 4-5 jam, air akan dialirkan dulu untuk mengisi lobang penampungan yang ada di Desa Singkup.
"Aliran irigasi juga banyak yang patah, ada juga beberapa pohon kelapa yang berada di samping saluran yang mengganggu kelancaran air. Kemarin juga ada tanah yang ambruk sudah dibereskan dengan menggunakan dana desa," katanya.
Diperkirakan Mas'ud, sawah petani di wilayahnya itu, bakal panen 2 bulan mendatang.
"Ada istilah yang penting mah hidup dulu itu sawah. Kalau melihat kalender sih, panennya itu sekitar 2 bulanan lagi," jelasnya.
BACA JUGA:Atasi Kemarau, Petani Indramayu Disarankan Ganti Benih Padi ke Varietas Lain
Musim hujan yang sebentar, membuat sawah di sejumlah titik di wilayah Kuningan kekurangan air.
Seperti yang dialami petani di Desa Singkup. Lahan sawah seluas 3 hektar milik mereka, terancam gagal panen karena pasokan air kurang.
Untuk menghindari gagal panen, para petani mengakali dengan menyedot air dari bak penampungan air irigasi di desa setempat.
Namun, upaya tersebut tidak bisa berlangsung lama. Pasalnya, stok air di penampungan semakin berkurang.
BACA JUGA:Indonesia U19 vs Timor Leste U19, Indra Sjafri Siapkan Dua Skenario
Dijelaskan Mas'ud, para petani di desanya memang mulai menanam padi ketika hujan sempat mengguyur beberapa hari lalu.
Para petani di desanya memperkirakan, hujan bakal kembali turun sehingga menanam bibit padi merupakan pilihan tepat.
"Nah pas ada hujan berhari-hari itu, Jadi masyarakat tuh sibuk menggarap sawahnya, karena mumpung ada hujan," ungkapnya.
Sayangnya, harapan petani mendadak dibuat bingung ketika di bulan Juli ini, curah hujan justru jarang.
BACA JUGA:Striker Timnas Indonesia U19 Kalah Produktif, Penampilan Jens Raven Masih Meragukan
Akibatnya, sejumlah sawah yang digarap mengalami kekeringan. Padahal, kondisi tanaman padi saat ini, sudah memasuki tahap berbuah.