3 Pabrik Gula di Cirebon Sejarah dan Perkembangan Sejak Hindia Belanda, Nomor 1 Terbesar di Asia

Selasa 26-11-2024,09:54 WIB
Reporter : Deny Hamdani
Editor : Tatang Rusmanta

Pabrik ini dibangun pada akhir abad ke-19 di wilayah Babakan, Cirebon. Pabrik Gula Tersana Baru menjadi salah satu sentra produksi gula besar pada masa kolonial Belanda. 

Setelah kemerdekaan Indonesia, pabrik ini juga dinasionalisasi pada 1958. Sama seperti pabrik gula lainnya, Tersana Baru

berada di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kini dikelola oleh PT Rajawali II, yang merupakan bagian dari RNI Group.

3. Pabrik Gula Karangsuwung

Didirikan pada tahun 1854, Pabrik Gula Karangsuwung merupakan salah satu yang tertua di Cirebon, dibangun oleh NV Maatschappij tot Exploitatie der Suiker Onderneming Karangsoewoeng. 

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi besar dan menjadi bagian penting dalam industri gula Hindia Belanda. 

Setelah nasionalisasi pada tahun 1958, Pabrik Gula Karangsuwung sempat beroperasi tetapi kemudian ditutup karena tidak lagi ekonomis.

Nasionalisasi

Ketiga pabrik gula ini dinasionalisasi pada tahun 1958 berdasarkan Undang-Undang Nomor 86 Tahun 1958 yang mengatur pengambilalihan perusahaan-perusahaan Belanda di Indonesia. 

Selanjutnya, pabrik-pabrik gula ini dikelola oleh Badan Penyelenggara Perusahaan Gula Negara (BPPGN), yang kemudian berubah menjadi PT Rajawali II di bawah naungan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).

Informasi ini menunjukkan pentingnya peran industri gula dalam sejarah ekonomi dan kolonialisme di Indonesia, khususnya di wilayah Cirebon.

Wisata Edukasi Pabrik Gula

Nah, keseriusan Pemkab Cirebon membangun destinasi wisata edukasi pabrik gula sudah ditunjukan oleh Pj Bupati, Wahyu Mijaya.

Mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat ini sudah mendatangi ketiga pabrik gula dan berkomunikasi dengan pihak terkait untuk membangun kerja sama.

“Saya mau memahami proses produksi gula, selain itu kita coba juga jajaki kerja sama,” demikian dikatakan Wahyu Mijaya kepada wartawan, belum lama ini.

“Kita akan coba kaji dan diskusikan, apakah kerja sama dalam bentuk wisata atau lainnya. Yang terpenting bisa saling menguntungkan,” imbuhnya.

Kategori :