RADARCIREBON.COM - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga stabil di tengah dinamika perekonomian global dan domestik.
Hal tersebut turut dijabarkan dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Desember 2024, yang digelar secara hybrid beberapa waktu lalu.
Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M Ismail Riyadi menuturkan perkembangan terkini perekonomian global menunjukkan pemulihan terbatas dengan rilis data mayoritas negara berada di bawah eskpektasi, namun inflasi masih cukup persisten.
Hal ini mendorong stance bank sentral global lebih netral ke depan meski mayoritas bank sentral menurunkan suku bunga kebijakan dalam dua bulan terakhir.
BACA JUGA:2 Pelaku Judi Gedrogan di Cirebon Ditangkap Polisi, Terancam Hukuman 9 Tahun Penjara
BACA JUGA:Kekayaan Mengalir Deras, Ini Dia 3 Weton Tibo Sugih di Tahun 2025 Menurut Primbon Jawa
Sedangkan dari sisi domestik, kinerja perekonomian masih terjaga stabil. Tingkat inflasi headline (CPI) menurun menjadi 1,55 persen yoy dengan inflasi inti naik menjadi 2,26 persen yoy.
"Surplus neraca perdagangan juga berlanjut dan PMI Manufaktur terus membaik," jelasnya.
Di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global tersebut, pasar saham domestik tahun 2024 ditutup melemah sebesar 0,48 persen mtd per 30 Desember 2024 ke level 7.079,91 (secara ytd turun 2,65 persen).
Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.336 triliun atau naik 2,79 persen mtd (secara ytd naik 5,74 persen). Sementara itu, non-resident mencatatkan net sell sebesar Rp5,03 triliun mtd (ytd: net buy Rp16,53 triliun).
BACA JUGA:5 Weton Pembawa Rezeki Tahun 2025: Muda Bahagia, Tua Kaya Raya
BACA JUGA:Hari Ini Rabu Kliwon Menurut Primbon Jawa Harus Waspada, Ada Apa?
Pada November 2024, pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,79 persen yoy (Oktober 2024: 10,92 persen) menjadi Rp7.717 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, Kredit Investasi tumbuh tertinggi yaitu sebesar 13,77 persen, diikuti oleh Kredit Konsumsi 10,94 persen, sedangkan Kredit Modal Kerja 8,92 persen.
Ditinjau dari kepemilikan bank, bank BUMN menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit yaitu sebesar 12,41 persen yoy.