Mega: Jokowi Capres, Pasti Metal

Sabtu 24-02-2018,23:33 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

DENPASAR- Peta Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 semakin terang. Pertarungan head-to-head antara Jokowi dan Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 sangat mungkin terulang. Apalagi, kemarin Jokowi resmi dideklarasikan sebagai calon presiden (capres) oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Deklarasi itu dilakukan dalam pembukaan rapat kerja nasional (rakernas) III PDIP di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Denpasar. Pembukaan rakernas yang dihadiri ribuan pengurus partai tingkat cabang, pusat, organisasi sayap, dan badan otonom itu tertutup untuk media. Arena rapat yang terletak di lantai dasar hotel bintang lima tersebut dijaga ketat oleh satgas PDIP dan Paspampres. Hanya yang memiliki tanda pengenal dengan barcode khusus yang bisa masuk. Awak media hanya bisa mendekati sampai pintu depan hotel. Jokowi yang mengenakan baju merah lengan panjang datang sekitar pukul 14.00 Wita. Dia didampingi Puan Maharani. Kabar deklarasi itu tersebar dari potongan video pidato Megawati di atas mimbar. “Dengan ini saya nyatakan calon presiden dari PDI Perjuangan adalah Joko Widodo. Metaaal, metaaal, pasti menang totaaal,” seru Mega yang mengenakan baju hitam lengan panjang. Metal yang disebut Mega singkatan dari menang total. Pengumuman itu disambut teriakan ribuan kader PDIP yang hadir. “Siap memenangkan?” tanya Mega, disambut kor serempak peserta sambil mengangkat tiga jari membentuk simbol metal. PDIP memang mendapatkan nomor urut 3. Setelah mengumumkan pencalonan Jokowi, Mega turun dari mimbar. Setelah menghadiri rakernas, Jokowi berkunjung ke Pura Dalem Sekenan Serangan, Jalan Pulau Serangan, Kota Denpasar. Jokowi telah berganti baju putih lengan panjang saat memasuki halaman pura. Dia diberi udeng merah tanda tamu kehormatan. Di pura yang disakralkan itu, Jokowi menghadiri penyerahan 845 sertifikat tanah adat. Setelah sekitar sejam acara, Jokowi keluar dan memberikan pernyataan resmi. Jokowi yang mengenakan peci hitam mengungkapkan terima kasih kepada Megawati atas penunjukan dirinya sebagai calon presiden. Sebelumnya dia berbasa-basi kepada awak media yang memang tidak melihat langsung deklarasi tersebut. “Tadi ndak di dalam tho?” ujar Jokowi setengah bertanya, diiringi senyum. Situasi mendadak menjadi lebih formal. Sebab, Jokowi memulai penjelasan dengan mengucapkan salam seolah ingin berpidato. Dengan latar belakang hutan mangrove, dia memulai pidato singkat. “Jadi, dalam rakernas III PDI Perjuangan di Bali, Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Hj Megawati Soekarnoputri dengan menggunakan hak prerogatif yang diberikan oleh kongres partai telah menetapkan kembali saya sebagai calon presiden 2019–2024,” ujar Jokowi. Di belakang Jokowi ada Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, dan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil. Jokowi yakin, dukungan PDIP yang solid bisa membuat pemerintahan semakin solid. Apalagi, sebelumnya Jokowi mendapatkan dukungan terbuka dari Partai Golkar, Hanura, dan Nasdem. “Pemerintahan ke depan akan lebih stabil, lebih efektif karena dukungan partai-partai yang menyatu dengan dukungan rakyat,” ungkap dia. Jokowi mengungkapkan tema rakernas, yakni Pola Pembangunan Berdikari untuk Indonesia Raya. Tema itu seolah memberikan pesan tersendiri bagi dia atas penunjukan mandat tersebut. Dia mengungkapkan, semangat berdikari itulah yang juga menjadi pesan khusus dari Megawati. ”Terutama dalam hal pangan, energi, pertahanan, dan keuangan,” ungkap mantan wali kota Solo itu. Terkait dengan sosok calon wakil presiden, Jokowi masih enggan buka-bukaan. Termasuk kriteria yang cocok hingga waktu pengumuman. Dia hanya mengatakan bahwa hal itu membutuhkan pertemuan-pertemuan lanjutan dengan partai lain. “Belum, masih panjang. Masih panjang. Ini masih panjang. Masih ada Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus,” ujar dia. Agustus memang sudah memasuki tahap penetapan calon presiden. Sementara itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengakui, pengumuman yang disampaikan Megawati tersebut mengejutkan para kader. Sebab, pengumuman pencalonan Jokowi disampaikan sesaat setelah Mega hendak menutup pidatonya. “Ya, semuanya terkejut. Tidak ada yang menyangka. Bahkan, ketika Ibu Mega mau menutup pun, kami anggap itu sudah akhir pidato,” ujar Hasto. Tapi, menurut dia, tiba-tiba Mega menyatakan bahwa telah melakukan pertimbangan yang mendalam. ”Dan kemudian diumumkanlah Bapak Jokowi itu,” imbuh dia. Dia menuturkan, deklarasi yang disampaikan Megawati itu merupakan respons atas harapan publik. Dia menilai deklarasi tersebut sebagai pengukuhan kembali Jokowi sebagai calon presiden. Sebab, Jumat, 14 Maret 2014, Jokowi juga ditetapkan sebagai capres. ”Dengan pengumuman tadi, Bu Mega menunjukkan tradisi selama ini yang dibangun bahwa siapa pun yang dicalonkan PDI Perjuangan dan dinilai berprestasi di tengah rakyat itu mendapatkan kesempatan untuk dicalonkan kembali,” ujar Hasto. Mengenai calon wakil presiden, Hasto masih akan berkomunikasi dengan partai-partai yang telah secara terbuka mengusung Jokowi. Termasuk partai koalisi di pemerintahan. ”Yang jadi cawapres tentu harus melalui dialog bersama, harus bisa bekerja sama dengan Bapak Jokowi, dan (memperhatikan, red) konfigurasi politik nasional serta aspirasi rakyat,” ungkap dia. Penetapan Jokowi sebagai capres PDIP tidak mengejutkan kalangan parpol. Mereka sudah menduga hal itu akan dilakukan. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon bahkan memprediksi bahwa sangat mungkin Jokowi akan kembali bersaing dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. ”Hasil sejumlah survei menunjukkan bahwa capres terkuat hanya Jokowi dan Prabowo,” kata Fadli. Menurut dia, saat ini memang Prabowo belum resmi dicalonkan sebagai capres Partai Gerindra. Namun, dalam HUT Ke-10 Partai Gerindra, Prabowo sudah mengisyaratkan kesiapan maju. ”Kami di Partai Gerindra juga sudah menunjukkan kesiapan mendukung beliau,” ujarnya. Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menambahkan, fakta Jokowi akan maju lagi memang tak terbantahkan. Apalagi, sebelum PDIP, sudah ada beberapa partai lain yang resmi mencalonkan kembali Jokowi. ”Partai-partai koalisi pemerintah mungkin ingin mendukung kali kedua, ya silakan, itu hak partai, bagian dari demokrasi,” katanya. Menurut Riza, Partai Gerindra juga tinggal menunggu waktu untuk mencapreskan kembali Prabowo. Menegaskan pernyataan Fadli, saat ini hanya Prabowo yang bisa menandingi elektabilitas Jokowi. ”Fakta di lapangan cuma Bapak Prabowo yang bisa menantang, bersaing, dan memungkinkan ikut dalam kompetisi. Yang punya peluang besar untuk mengalahkan Pak Jokowi cuma Pak Prabowo,” tandasnya. (jun/bay/c10/oni)

Tags :
Kategori :

Terkait