Masalah saat Belajar di Rumah, Kuota Harus On Terus

Sabtu 02-05-2020,18:30 WIB
Reporter : Husain Ali
Editor : Husain Ali

CIREBON - Pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal. Salah satunya kegiatan belajar mengajar. Kini dilakukan dari rumah.

Guru memberikan materi via WhatsApp atau aplikasi lainnya. Di rumah, bagi anak usia SD atau SMP, orang tua pun turut sibuk. Terutama sibuk menyiapkan kuota.

Eena (35) kini punya rutinitas baru. Setiap pagi, ibu rumah tangga warga Sunyaragi, Kota Cirebon, ini harus mendampingi anaknya untuk belajar di rumah. Itu sudah berjalan sejak 16 Maret lalu saat aktivitas pendidikan di sekolah dihentikan.

Pemerintah memang menginstruksikan kepada seluruh sekolah untuk menggelar kegiatan belajar mengajar dari rumah. Lebih dari satu bulan itu Erna mengaku sudah lebih bisa beradaptasi. Meskipun ada beberapa kendala yang masih dirasakannya.

“Kalau sekarang yang namanya kuota itu harus ada. Kalau nggak punya kuota ya siap- siap saja nanti anak saya nggak masuk absen,” cerita Erna kepada Radar, Rabu (29/4).

Erna mengaku hal tersebut cukup merepotkan. Biasanya jika kuota internet habis, ia sering membiarkannya begitu saja. Namun, sekarang, saat kuota internetnya habis, ia merasa waswas. Takut ada informasi dari sekolah anaknya yang kelewat.

Di awal-awal, ia pernah tak mengisi kuota internetnya selama tiga hari. Selama tiga hari itu pula anaknya yang masih bersekolah di tingkat SMP itu dianggap absen.

2

“Padahal bapaknya kan sekarang di rumah saja. Tidak ada pemasukan. Buat beli kuota ya sebenarnya mikir- mikir. Tapi kalau tak dibelikan, kasihan anak saya,” ucapnya.

Meskipun harga kuota internet tak mengalami banyak perubahan, namun dengan kondisi seperti saat ini, rasanya sulit bagi Erna dan orang tua siswa lainnya untuk membeli paket kuota. Apalagi belajar dari rumah masih terus diperpanjang.

Hal yang sama diungkapkan oleh Suheriyanti. Warga Perumnas, Kota Cirebon yang juga pengajar di PAUD Umeriz ini mengaku masih memiliki kendala terkait kegiatan belajar di rumah. Namun beruntungnya, tidak terlalu mempermasalahkan kuota internet. Karena sudah memiliki jaringan WiFi di rumah.

Namun sebagai pengajar, ia juga memahami kondisi tersebut. Pasalnya ada saja orang tua murid yang kadang tak memiliki kuota internet.

Bahkan tak jarang, teman- teman anaknya ikut belajar di rumahnya karena tak memiliki kuota internet. Hal ini menjadi kontraproduktif dengan tujuan belajar di rumah, yaitu menghindari siswa bertemu banyak orang.

“Kalau siang di rumah itu banyak teman-teman anak saya yang ikut belajar karena tak punya kuota internet. Jadi sedikit dilema juga. Satu sisi kita ingin lakukan physical distancing, tapi satu sisi belajar di rumah juga membuat sebagian orang tidak bisa menjangkau karena keterbatasan,” ungkapnya.

Di luar masalah kuota itu, belajar di rumah juga terkendala masalah lain. Seperti materi yang diberikan untuk anak-anaknya yang masih duduk di bangku SD dan SMP yang dinilainya terlampau berat.

Tugas-tugas yang diberikan oleh guru malah kadang tidak pernah dipelajari sebelumnya. Hal itu membuat anak-anak menjadi cepat panik dan marah-marah kalau tidak bisa mengerjakan tugasnya.

Tags :
Kategori :

Terkait