Sempat Turun Signifikan, Angka Stunting Kabupaten Cirebon Kembali Naik
Wakil Bupati Cirebon H Agus Kurniawan Budiman atau akrab disapa Jigus mendorong penurunan angka stunting dengan memperkuat TPPS hingga tingka desa, kemarin.-Deny Hamdani-Radar Cirebon
Karena menurut Jigus, upaya untuk bisa menurunkan angka stunting harus melibatkan banyak pihak agar program yang direncanakan bisa berjalan dengan baik.
"Tanggung jawab bersama seluruh unsur pemerintah, swasta, akademisi, hingga masyarakat,” ungkapnya.
BACA JUGA:Tournament Esport Mobile Legends dengan Peserta Paling Banyak dalam Sejarah Cirebon
BACA JUGA:Diketahui Jual Miras Ilegal, Walikota Cirebon Bongkar Warung di Kawasan Bima
Sebagai langkah konkret, Pemkab Cirebon akan memperkuat peran Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari tingkat kabupaten hingga desa.
Selain itu, pendampingan keluarga oleh Tim Pendamping Keluarga (TPK) juga akan digencarkan, termasuk skrining dan pembinaan terhadap keluarga berisiko stunting.
Jigus menambahkan, gerakan Orang Tua Asuh Anak Stunting akan terus digalakkan.
Program lain yang diperkuat meliputi pelayanan keluarga berencana, peningkatan sistem rujukan kesehatan bagi keluarga tidak mampu, penyuluhan gizi, serta pemberian makanan tambahan sebagai bentuk intervensi langsung.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes menyampaikan dukungan penuh terhadap program ini.
BACA JUGA:Permudah Tarik Tunai di Desa, Brilink Batin Raya juga Layani Penarikan Bantuan PKH
BACA JUGA:Nasabah BRI Prabumulih Nikmati Kemudahan dan Keuntungan Melalui Aplikasi BRImo
Pihaknya, kata Eni, sudah menjalankan lima program unggulan BKKBN, yakni Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting), Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), Lansia Berdaya (Sidaya), dan pemanfaatan aplikasi digital Keluarga Indonesia.
“Kunci keberhasilan program ini adalah sinergi dan komitmen semua pihak. Konvergensi adalah pendekatan terbaik untuk memastikan intervensi yang tepat sasaran dan berkelanjutan,” pungkas Eni.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:


