Ok
Daya Motor

Sejarah Desa Surakarta Cirebon: Kisah Petapa Sakti dan Misteri Keris Brajadenta

Sejarah Desa Surakarta Cirebon: Kisah Petapa Sakti dan Misteri Keris Brajadenta

Foto hanya ilustrasi.-topntp26-Freepik

Tanpa ragu, Ki Mendra memutuskan mengasuh bayi tersebut layaknya anak kandungnya sendiri. Bayi itu kemudian diberi nama Raden Johar.

Raden Johar Tumbuh Dewasa dan Menerima Perintah Tapa

BACA JUGA:Cara Dapat Diskon Tiket Kereta Api hingga 30 Persen untuk Libur Nataru, Cek Syarat dan Ketentuannya

Waktu berlalu, Raden Johar tumbuh menjadi pemuda gagah, berwibawa, dan memiliki aura kepemimpinan. Keris Brajadenta yang ia temukan sejak bayi selalu menemaninya, seolah menjadi bagian dari perjalanan takdirnya.

Suatu hari, Ki Mendra memberikan sebuah tugas penting yakni, melakukan tapa di sebuah tempat bernama Duan Sikaca. Tapa ini merupakan laku spiritual yang harus dijalani untuk menguatkan diri lahir dan batin.

Raden Johar menjalani tapa dalam waktu lama, hingga mendekati batas akhir yang ditentukan. Saat ia mendekati duwan untuk karena rasa haus sehingga membuatnya menunduk dan melihat bayangannya di permukaan air.

Pantulan itu menunjukkan tubuhnya yang kurus, kering, dan jauh berubah dari biasanya.

BACA JUGA:Gaji Guru Serdik Diproyeksikan Naik di 2026 Lewat Skema Single Salary, Segini Perkiraannya

Pertemuan dengan Kakek Berjubah Putih

Saat Raden Johar masih menatap pantulan dirinya, seorang kakek tua berjubah putih tiba-tiba muncul. 

Sang kakek tersenyum, lalu memberi wejangan: setelah selesai bertapa, seseorang tidak boleh melihat bayangannya di air atau cermin. Larangan itu ada agar sang pelaku tapa tidak menyesali perubahan dirinya.

Raden Johar sudah terlanjur melanggar larangan tersebut. Maka sebagai tanda peringatan, sang kakek memberinya sebuah sebutan baru, Surakaca.

Setelah itu, kakek tua tersebut menghilang, dan dua lelaki dari pedukuhan terdekat muncul menghampiri Surakaca.

Nasi Berbungkus dan Kesalahpahaman Besar

Karena merasa lemah akibat laku tapa yang berat, Surakaca meminta kedua lelaki itu mencarikan sesuap nasi. Mereka menyanggupinya, lalu pergi ke pedukuhan untuk meminta bantuan warga.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait