Kenapa Warga Sipil Ada di Lokasi Pemusnahan Amunisi di Garut? Ini Keterangan TNI dan Keluarga

"Pada awal kegiatan secara prosedur telah ada pengecekan terhadap personel maupun yang berkaitan dengan lokasi peledakan. Semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," jelas Wahyu.

Kemudian, di lokasi pemusnahan, anggota TNI membuat tiga lubang. Dua lubang untuk memusnahkan amunisi afkir. Satu lubang untuk memusnahkan detonatornya.

BACA JUGA:Sanksi Pemain PSM Makassar Jadi Perhatian Media Eropa

BACA JUGA:Resmi, Cek Libur Lebaran Idul Adha 2025 menurut Pemerintah

Setelah peralatan tempur yang akan dimusnakan dimasukan ke dalam lubang, kemudian diledakkan menggunakan detonator.

"Peledakan di dua sumur ini berjalan dengan sempurna dalam kondisi aman," tutur Brigjen Wahyu.

Berikutnya personel mengisi satu lubang yang tersisa untuk menghancurkan detonator. 

"Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut, secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," tutur Kadispenad.

BACA JUGA:Masya Allah, Nenek Penjual Gorengan Usia 96 Tahun Naik Haji Pakai Uang Tabungan

BACA JUGA:Idul Adha 2025 Jatuh Tanggal Berapa? Ini Penjelasan Lengkap versi Muhammadiyah

Menurut dia, ledakan yang ketiga inilah yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia. Korban jiwa terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil.

Sementara itu, Dedi, salah seorang keluarga korban warga sipil, mengaku tidak tahu keberadaan korban di lokasi.

Dia sendiri mengaku bingung dan terkejut setelah mendapatkan kabar bahwa dua orang saudaranya, yakni Iyus dan Anwar, jadi korban tragedi pemusnahan amunisi afkir TNI AD tersebut.

“Saya tidak tahu mereka sedang apa di sana. Mereka kakak beradik, saudara istri saya,” kata Dedi kepada wartawan dilansir dari Beritasatu.

Berikut ini adalah daftar korban ledakan amunisi TNI di Garut:

Sumber: