Pengalaman Pertama Terjun ke Dunia Politik

Pengalaman Pertama Terjun ke Dunia Politik

“Masuk ke dunia politik bagi saya ini pengalaman pertama, semuanya serba baru. Dari mulai mengikuti pencalegan, kampanye, pileg, terpilih sebagai DPRD, dan menjadi Ketua DPRD,” Affiati SPd, Ketua DPRD Kota Cirebon

MENJADI seorang ibu rumah tangga merangkap guru di lembaga pendidikan anak usia dini (PAUD), Tidak terpikirkan sebelumnya oleh Affiati untuk dapat memimpin lembaga legislatif di Kota Cirebon. Terjun ke dunia politik pada Pileg 2019 yang lalu, bahkan menjadi pengalaman pertamanya.

“Masuk ke dunia politik bagi saya ini pengalaman pertama, semuanya serba baru. Dari mulai mengikuti pencalegan, kampanye, pileg, terpilih sebagai DPRD, dan menjadi Ketua DPRD,” ujarnya.

Menurutnya, dia yang selama ini notabene ibu rumah tangga, dan guru. Baru menyadari bahwa di Kota Cirebon masih banyak persoalan dan cita-cita masyarakat masyarkat yang belum terselesaikan. Ini perlu mendapat bantuan dorongan agar keinginan warga difasilitasi oleh pemerintah, sehingga meneguhkan niatnya untuk menjadi wakil rakyat.

Politisi Partai Gerindra ini merasa bersyukur karena niatanya menjadi wakil rakyat, dimudahkan jalan langkahnya hinga bisa masuk ke Griya Sawala, bahkan sampai ditugaskan partainya menjadi Ketua DPRD

“Yang saya rasakan pada kesan awal menjadi Ketua DPRD, dunia politik jauh berbeda dibanding dengan latar belakang saya sebagai guru. Walaupun tujuanya sama membangun dan memajukan masyarakat, meningkatkan kesejahteraaan, tapi teknis jalanya saja yang berbeda,” tuturnya.

Dalam memimpin lembaga DPRD, Affiati menyadari arena di dalamnya 35 angota DPRD dengan segala karakter yang berbeda-beda, berbeda partai, berbeda pemikiranya, dan tentu berbeda kepentinganya. Setiap anggota DPRD punya impian masing-masing, ada yang ngotot ada yang biasa-biasa saja.

Dari awal pembahasan AKD, dia bisa mengambil pelajaran dan hikmah awal, bahwa setiap anggota DPRD itu saling mempertahankan keinginannya. Namun, berhubung saat itu dirinya masih mengamati dan mempelajari, jadi diikuti saja alurnya. “Itu pertama kali masalah yang dihadapi saya ketika menjadi anggota DPRD,” sebutnya.

Affiati lantas bertekad agar bagaimana seorang politisi harus bisa mengasah hati, dan mesti berani, tidak baper, dan tidak cepat tersinggung. Karena perdebatan dan dinamika di internal sesama anggota DPRD hanya terjadi di dalam ruangan forum saat rapat-rapat. Kelura dari ruangan, semua harus sudah bisa membaur seperti biasa dan kompak kembali.

“Saya harus terbiasa dengan situasi kerasnya dinamika di DPRD. Sempat down beberapa bulan, sampai akhirnya dari pengalaman-pengalaman itu menempa saya untuk meneguhkan hati menjalankan amanat yang telah didaulat masyarakat kepada dirinya sebagai pemimpin di lembaga legislatif, harus dapat berjalan dengan baik,” ujarnya.

KINERJA DPRD TAHUN 2020

Terkait penilaianya terhadap kinerja DPRD Kota Cirebon sepanjang tahun 2020 ini, dia tidak ingin hasilnya dikatakan maksimal. Karena kalau seseorang sudah merasa puas, maka tidak mau meningkatkan kinerja.

Yang jelas, jika dia bertanya kepada rekan sesama anggota DPRD yang pernah menjabat di periode sebelumnya, mayoritas anggota DPRD menjawab bahwa kepemimpinan yang sekarang dengan periode lalu, banyak perubahan, dari segi pembahasan kinerja apapun.

Contohnya, ketika pembahasan KUA-PPAS, dia menilai tahapan dan prosesnya dibahas dengan benar. Dengan melibatkan Komisi-komisi yang ikut membahas RKA Dinas terkait, bahkan waktunya dianggap kurang panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: