Usaha Dagang Sepi, Alih Profesi Mencari Burung

Usaha Dagang Sepi, Alih Profesi Mencari Burung

PATROL – Komunitas pedagang bahan kain pakaian di Desa Sukahaji Kecamatan Patrol, kini beralih profesi menjadi pencari burung untuk menu makanan. Pasalnya, hasil usaha dagang yang selama ini digeluti menurun drastis. Sudah puluhan tahun mereka berusaha dagang menjual bahan kain pakaian. Namun, akhir-akhir ini semakin banyak persaingan khususnya banyak pedagang yang menjual pakaian jadi. Mereka memilih alternative lain, diantaranya berburu burung. Demi menggeluti usaha mencari burung, mereka harus berangkat sore dan pulang pagi hari. Lokasi yang dituju yakni areal persawahan. Tidak hanya di wilayahnya saja, mereka mencari burung yang nantinya dijual di tengkulak langganan hingga luar wilayah Kabupaten Indramayu. Thursid (34) salah satunya. Ayah satu orang anak yang tinggal di RT 05 RW 03 Blok Sigrong, Desa Sukahaji itu mengatakan, usaha barunya tersebut dilakukan setiap hari. Dirinya pindah profesi menjadi pencari burung, karena usaha dagang kain bahan pakaian hasilnya tidak seperti dulu. “Sudah 11 tahun saya berdagang kain bahan pakaian. Namun sekarang tidak lagi, karena hasilnya menurun drastis. Tidak seperti dulu saat dagang kain bahan ramai dan hasilnya lumayan, bahkan bisa menyisihkan untuk ditabung,” ujarnya kepada Radar, Kamis (5/9). Agar kebutuhan dapurnya terpenuhi, Thursid beralih profesi menjadi pencari burung. “Kalau lagi hasil burung yang kita dapat bisa 20 ekor. Untuk satu ekornya dijual antara Rp5 ribu hingga Rp10 ribu. Kalau sepi bisa mendapatkan 5 ekor,” kata Thursid. Casmana (32), pencari burung lainnya mengatakan, komunitas  pencari burung yang mayoritas dulunya pedagang kain bahan pakaian itu mencari burung hingga ke wilayah Subang. Karena di wilayah tersebut populasi burung cukup tinggi. “Mungkin di wilayah Indramayu burung–burung yang ada sudah banyak ditangkap, sehingga terpaksa mencari ke aeal persawahan di wilayah Subang,” ujarnya. Peralatan yang digunakan untuk menangkap burung cukup sederhana. Selain jaring dan bambu, juga ada alat elektronik yang sudah dirakit. “Alat elektronik itu untuk memanggil burung. Alat tersebut menggunakan kartu memori atau flash disc yang berisi suara burung berkicau. Sekarang praktis, berbeda dengan dulu yang menggunakan alat tradisional,” timpal Tholib (28) rekan pencari burung lainnya. (kom)   FOTO: KOMARUDIN KURDI/RADAR INDRAMAYU ALIH PROFESI. Thursid (34) bersama Tholib (28), sedang membereskan peralatan untuk pesiapan mencari burung, kemarin.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: