Gantung Diri di Pelabuhan Cirebon, Warga Bengkulu Tergantung di Kapal Crane

Gantung Diri di Pelabuhan Cirebon, Warga Bengkulu Tergantung di Kapal Crane

Warga Kepahiang, Bengkulu ditemukan gantung diri di Pelabuhan Cirebon.-Ist-radarcirebon.com

Radarcirebon.com, CIREBON - Kawasan Pelabuhan Cirebon dibuat geger oleh seorang pria yang gantung diri (gandir) di atas kapal crane back yang sedang perbaikan di dok.

Diketahui, identitas korban berinisial RSP (24) warga Desa Pasar Ujung, Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Cirebon, korban ditemukan oleh warga setempat yang melihatnya sudah dalam kondisi menggantung dengan menggunakan tambang plastik belang warna biru silver, pada Sabtu (16/7).

Saksi pun kemudian melaporkan kejadian tersebut ke Polsek KPC. Petugas langsung bergegas ke lokasi kejadian.

BACA JUGA:Menciptakan Paradigma Pembelajaran Abad ke-21

"Korban meninggal dunia diduga dengan cara gantung diri. Dia menggunakan celana jeans warna coklat. Dari keterangan saksi, korban sendiri baru satu hari bekerja di sini," kata Kapolres Ciko AKBP M Fahri Siregar melalui Kasi Humas Iptu Ngatidja kepada Radar Cirebon.

Unit Identifikasi Polres Cirebon Kota juga tiba di lokasi kejadian untuk memeriksa tubuh korban. Tidak hanya itu saja, petugas juga memintai keterangan sejumlah saksi. Termasuk keluarga korban berinisial F dan UC yang tinggal di Jln Wahidin, Kota Cirebon.

Menurut keterangan UC dan F yang merupakan kerabat korban. Sudah menerima informasi dari orang tua korban, sebelumnya korban pernah dirawat di RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu.

"Keterangan kerabatnya, korban baru pulang perawatan dari Rumah Sakit Jiwa Bengkulu pada bulan Maret 2022 dan terakhir rawat jalan pada tanggal 11 April 2022. Mereka membenarkan korban mempunyai riwayat gangguan kejiwaan," jelasnya.

BACA JUGA:Diklatsar Banser Gempol Berhasil Luluskan 51 Anggota, Ketua PAC Ansor: Jaga Agama, NU dan NKRI

Dari keterangan sejumlah saksi itu, petugas kemudian membawa korban ke RSD Gunung Jati dengan menggunakan ambulans.

Tujuannya untuk dilakukan visum luar. Hasil visum luar tersebut, tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan. Keluarga korban pun menerima kematian korban sebagai musibah.

"Dari pihak keluarga sudah mengiklaskan peristiwa yang terjadi pada korban dan berharap untuk jenazah korban, bisa segera dimakamkan dengan layak. Atas permintaan keluarga korban, keluarga tidak menghendaki adanya autopsi mayat korban," pungkasnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: